Halaman

Minggu, 17 Desember 2017

daya dukung dan daya tampung rakyat


daya dukung dan daya tampung rakyat

Rakyat sejak zaman rakyat ada dan tidak pernah dinyatakan, diakui ada secara de facto maupun de jure, tetap eksis sepanjang zaman. Pasang surut eksistensi rakyat memang tergantung dari niat baik pemerintah yang sedang berkuasa.

Di Indonesia, secara historis, keberadaan rakyat sebagai sumber inspirasi, peletak dasar dirumuskannya sila-sila Pancasila. Perilaku rakyat sebagai acuan utama perwujudan sila-sila Pancasila yang saling berkaitan.

Sosok rakyat antar generasi, antar periode pemerintah, antar zaman, nyaris tipikal. Kontras dengan gambaran tokoh bangsa, pemimpin bangsa yang khususnya terjerat pasal korupsi. Disinilah terjadi ajang tampilan sejarah, beda nyata antara rakyat dengan pemimpin rakyat tingkat daerah sampai ke profil penguasa, penyelenggara negara atau super-rakyat tingkat nasional.

Katalisator, akselerator positif di éra mégatéga adalah adanya aneka ragam manusia ekonomi yang menentukan skenario langkah politik manusia politik. Manusia ekonomi super-nasional tak perlu menjadi angkatan atau aparat hukum, karena dengan “daya beli”-nya mampu menentukan jalannya hukum di Nisantara.

Kalau cuma rakyat, tak masuk hitungan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar