daya
dukung dan daya tampung rakyat
Rakyat sejak zaman rakyat ada dan tidak pernah dinyatakan,
diakui ada secara de facto maupun de jure, tetap eksis sepanjang
zaman. Pasang surut eksistensi rakyat memang tergantung dari niat baik
pemerintah yang sedang berkuasa.
Di Indonesia, secara historis, keberadaan rakyat sebagai
sumber inspirasi, peletak dasar dirumuskannya sila-sila Pancasila. Perilaku rakyat
sebagai acuan utama perwujudan sila-sila Pancasila yang saling berkaitan.
Sosok rakyat antar generasi, antar periode pemerintah, antar
zaman, nyaris tipikal. Kontras dengan gambaran tokoh bangsa, pemimpin bangsa
yang khususnya terjerat pasal korupsi. Disinilah terjadi ajang tampilan
sejarah, beda nyata antara rakyat dengan pemimpin rakyat tingkat daerah sampai
ke profil penguasa, penyelenggara negara atau super-rakyat tingkat nasional.
Katalisator, akselerator positif di éra mégatéga adalah
adanya aneka ragam manusia ekonomi yang menentukan skenario langkah politik
manusia politik. Manusia ekonomi super-nasional tak perlu menjadi angkatan atau
aparat hukum, karena dengan “daya beli”-nya mampu menentukan jalannya hukum di
Nisantara.
Kalau cuma rakyat, tak masuk hitungan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar