Halaman

Senin, 24 Agustus 2020

paket bantuan pemulihan politik, oposan vs oplosan


paket bantuan pemulihan politik, oposan vs oplosan

Terkadang, kadang-kadang, kadangkala yang namanya politik bisa bak bisa ular. Memacu memicu laju negara sejahtera atau sebaliknya. Negara Indonesia adalah negara hukum, melalui jasa partai politik liwat lajur legislasi. Barter politik, dukungan biaya politik dengan imbangan, imbalan pasal hukum. Belum halnya negara multipartai, setengah demokrasi, ajang pasar bebas ideologi global.

Kembali ke ungkapan bahasa Jawa yang diangkat, diungkit, diangkut dari kisah nyata kehidupan suku bangsa Jawa. Ada sebutan “dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan”. Berdasarkan fakta  bukan saudara bukan keluarga jika meninggal ikut kehilangan. Hubungan suami istri, meskipun bukan sanak saudara, jika salah satu meninggal yang lain merasa sangat kehilangan.

Terkait sanak, masih ada ungkapan “kalah satak bathi sanak”. Rugi harta laba saudara. Rumusan orang berdagang yang merugi, tetapi akan bertambah langganannya.

Agar tak kian-kemari. Olah kata ini diakhiri tapi bukan ditutup dengan cuplikan “kadang katut” alias saudara terbawa. Menjadi saudara karena ikatan perkawinan dengan saudaranya. Lain pasal dengan “kadang konang”. Atau, saudara kunang-kunang. Sindiran bagi laku yang diangap saudara hanya mereka yang berharta, berpangkat saja.

Soal ‘katut’, ingat peribahasa Jawa, berujar bebas “swarga nunut neraka katut”. Makna, sang istri yang sangat setia pada suami, senang dan susah selalu ikut. Istri tidak hanya mengikuti kebahagiaan suami, tetapi juga mengikuti kesusahan yang sedang dihadapi. Peribahasa ini diperuntukkan untuk istri yang setia terhadap suami, baik dalam keadaan senang maupun susah. Wanita karier wajib tahu makna peribahasa ini.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar