gen gemulai pemain
politik lokal nusantara
Dimungkinkan, anak
kelahiran di daerah pemilihan, kantong suara, kandang kader tulen atau di
wilayah terdapak bencana politik memiliki gen, naluri politik. Mulai menjadi
agen politik, generasi perindu takhta sampai bentukan geng motor raja jalanan. Naluri
saling libas antar ikatan beda jalur, babat habis lawan politik, tebang pilih
sesama kawanan. Menjadi semacam syarat tak tertulis tapi menentukan nasib.
Hukum keseimbangan,
kesetaraan politik teritorial. Ketika
jumlah kawanan anggota partai dalam satu koalisi membludak, keteraturan tata sosial
labil, goyah. Akhirnya membentuk perseteruan bebas tanpa batas waktu sekaligus
permufakatan persekutuan tanpa ikatan moral.
Pilkada serentak menghasilkan
kompromi antar kawanan marginal. Episode perang antar geng politik lokal
berebut kursi yang sama. Membuat kawanan lain turun gunung atau elit lokal cari
panggung di atas punggung partai doyan kursi. Janga ditanya, jika sesama
penjinak kursi terjadi aksi “genosida”. Atau terjadi mutasi paham politik satu
warna. Terjadi pada parpol lawas yang lebih tua ketimbang NKRI.
Rasanya seolah nusantara
terasa menjadi korban aliansi politik. Mungkin bukan dengan negara sesama
ASEAN. Sejarah punya riwayat. Ketika keberhasilan, penghasilan kompromi politik,
bandar judi politik yang selalu menang. Pihak yang cukup puas gigit jari duduk
manis di atas takhta semu. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar