stabilisasi wibawa
negara, adu domba vs konflik horizontal
.Ikhwal daripada
pemerintah hadir disetiap konflik. Peran sentral selaku kendali mutu di balik
konflik. Konflik di gang senggol sampai paket konflik berdampak kondite,
karier, kesejahteraan dan efek bursa politik pesta demokrasi. utamakan gerakan
dan pergerakan roda politik. Terkait politik balas jasa. Periode kedua atau
terakhir, apapun bisa terjadi.
Akar konflik,
sentimen negatif antar pihak serta alat kelengkapan menjadi paket formal.
Dirakit ulang sesuai karakter teritorial. Modus operandi berbasis asosiasi
politik nusantara yang terbuka sigap 24 jam. Kehidupan malam bak penguasa malam
menentukan kebijakan formal. Waspada nasional kemasan dari rasa waswas. Asas praduga
tak bersalah, kalah langkah dengan gerilya politik.
Pelibatan secara
aktif alat negara yang masih aktif sebagai langkah mematikan langkah seteru berbusana
sekutu. Pasal lunak, luwes, cespleng atasi konflik atau pengujuk rasa: sekali
gebuk, dua tiga rakyat terkapar. Antara alat negara dengan rakyat ibarat ikan
yang butuh kolam. Tidak berlaku di pihak pengayom yang dengan dalih kewenangan
bisa bertindak sewenang-wenang. Terjadilah sekali ayom, dua tiga obyek terpapar.
Padahal,
efektivitas protokol kesehatan sampai merasuk ke sistem kolaborasi, sinergitas
antara tangan kanan dengan tangan kiri. Dibuktikan dengan bentuk onde-onde
tidak lagi bulat. Perubahan, amandemen bentuk menjadi, mendekati bentuk oval,
lonjong, kapsul, bulat panjang. Warna-warni tapi warna wijen tetap alami.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar