Halaman

Senin, 16 Mei 2016

partai golkar mendaur ulang sisa semangat semu

partai golkar mendaur ulang sisa semangat semu

Golongan Karya di zaman Orde Baru, identik dengan pemerintah, identik dengan Suharto. Pengalaman dan jam terbang yang sekarang berjudul Partai Golongan Karya (PG), menjadikan semangat PG tergantung permintaan pasar. Akumulasi keheterogenan karakter pemain, pelaku dan pekerja politik di tubuh PG, menjadikan daya juang ideologinya nyaris tanpa ideologi. Mirip perkumpulan orang sibuk, atau sibuknya orang yang berlaga di panggung, industri dan syahwat politik Nusantara.

Kran demokrasi mengucur deras di awal era Reformasi, tanpa komando banyak komponen Golkar menyempalkan diri. Ada yang berhasil, syukur. Yang tidak sabaran bisa-bisa bisa jadi masuk kategori pengkhianat politik. Ciri utamanya merasa paling berjasa, paling banyak punya andil menyelesaikan masalah bangsa dan negara. Negara dianggap sebagai perusahaan, kekuatan Rp bisa mengubah sejarah.

Bayangkan, sesama pengurus, antar anggota PG begitu nian teganya. Terjadilah drama tanpa episode “PG makan PG”. Inilah, walau PG keluar membebaskan diri dari KMP, bukan serta merta lantas nilai jualnya meroket. Mungkin, yang disasar pesta demokrasi 2019. Pemerintah Jokowi-JK yang kadar waras politiknya masih berbobot, tentu bisa menilai jangan-jangan nanti bisa makan teman dalam lipatan. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar