Halaman

Jumat, 29 Januari 2021

salah pilih vs pilihan keliru

salah pilih vs pilihan keliru

Tebak buah manggis, tidak ada miripnya dengan judul. Makanya hati-hati dalam menentukan pilihan. Pakai pertimbangan apa saja, digital atau manual. Semakin banyak input masukan diterima, kian tidak mengkerucutkan pilihan. Ternyata semua sama saja. Pembobotan untuk menjaring menyaring sampai ditemukan alternatif layak pilih.

 Efek bentuk langsung, umum, bebas, rahasia tidak diimbangi sistem kaderisasi, perekrutan oleh partai politik. Namanya politik, modal nama, jual tampang, kuat bayar menentukan nomor urut, nilai jual maupun nasib diri.

 Bobot timbang berikutnya merupakan respon atas fakta empirik tentang kerapuhan sistem politik yang sudah terasa sampai kehidupan harian rakyat. Kesibukan manusia untuk mengejar nikmat dunia liwat jalur demokrasi multipartai. Memacu memicu degradasi, degenerasi ekosistem sebelum jatuh tempo.

 Konflik peran antar peran di tubuh internal partai, menjadi ajang adu layak jelang babak pesta demokrasi. Paket politik jaminan keterpilihan menjadi bias. Motivasi berpolitik antar periode membuat tenaga kerja politik tidak bebas membawa diri ke-diri-annya secara mandiri. Pemanis buatan menjadi lagu wajib jika ingin tetap eksis. Antara label dengan isi, bisa kontradiktif. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar