Halaman

Minggu, 17 Januari 2021

imajinasi politik nasional bebas ideologi bebas global

imajinasi politik nasional bebas ideologi bebas global

 Salah kejadian. Salah musim. Terlanjur basah. Tidak layak mencari kambing hitam. Apalagi lantas tepuk dada sendiri tanpa komando. Anggapan empiris bahwasanya wujudan partai politik sebagai syarat dasar negara merdeka. Ambisi trah silsilah langsung terjabarkan. Maunya tiket kursi notonegoro terusan sampai tujuh turunan.

 Antar kejadian kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara tampak beririsan. Pembelajaran atau pendidikan politik diserahkan kepada sistem multipartai. Aneka aliran ideologi dunia ada hamparan ibu Pertiwi. Tidak perlu bukti, fakta atau keputusan pengadilan tentang apa saja bentukan ideologi. Bauran budaya asing yang atraktif merasuki bahasa tubuh manusia politik segala kasta.

 Menakar kadar petugas partai bakalan 2024. Salah tingkah sampai salah pasang wajah, menjadi menu politik warung tradisional. Skenario peningkatan kredit tanpa agunan, bantuan modal investasi politik mapun rekayasa nilai jual dan atau nilai tukar petugas partai bakalan, Fluktuasi pada pendapatan dan pengeluaran rumah tangga sehingga kesejahteraan rumah tangga manusia politik terkoreksi tajam.

 Dilema petugas partai bakalan 2024. terima jadi vs laik tanding. Loncat ke zaman sarat kelaziman. Asal secara aklamasi, akal sehat malah dianggap aneh. Dianggap melanggar adat dan tata krama politik global rasa lokal. Ikut di jalur norma politik berbasis budaya luhur, dianggap bertentangan, berseberangan dengan kebijakan penguasa. Tatanan plus tataran politik nusantara plua, ingat “di atas kursi masih ada kursi”. Bersyukur iklim politik negara adidaya AS, melazimkan “ada dalang di balik kursi presiden” tidak laku tapi laris di nusantara. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar