ketika umur manusia tak
sesuai usianya
Satuan waktu yang sudah digunakan, diliwati,
dihabiskan oleh manusia yang menentukan umurnya. Sekian tahun. Apalagi bisa
menembus batasan abad. Seperempat abad. Setengah abad.
Babakan dan tahapan kehidupan, terkait dengan
fungsi biologis, sebagai faktor penentu usia manusia. Masa dalam kadungan
sampai usia jatuh tempo.
Umat Islam mengenal istilah bonus hidup. Rasullulah
saw dengan mengacu umur umat sebelumnya, mengatakan umur umatnya akan berkisar
65-70 tahun.
Secara medis, derajat sehat manusia tak bisa
berbanding lurus dengan umur. Kendati ada pengertian pikun. Penulis beberapa
kali cek sehat dengan alat, model stang. Alhamdulillah, patokan sehat masih
diambang normal, hijau. Bahakn umur menurut alat tsb masuk angka seperempat
abad.
Bersyukur karena dengan asma, menjadi harus jaga
diri, tahu diri, rawat diri. Kapan harus di jalur lambat. Kapan boleh masuk
jalur khusus untuk menyalip.
Terkadang raut wajah seseorang bisa tampak lebih
tua dari umurnya.
Keriput kulit, tak bisa menipu. Disebutkan ada 3
(tiga) indikasi terkait usia senja, usia bau kubur atau sebelum jatuh tempo:
mata yang mulai rabun, rambut ganti warna, tulang sudah lelah letih menahan
beban.
Tapi jangan lupa kawan. Akankah nafsu seiring
sejalan dengan pertambahan umur maupun tahapan usia. Masih manjur istilah
tua-tua keladi.
Ujar ahlinya, bersekolah agar bisa reuni. Bilangan dasawarsa,
seperempat abad bahkan “kawin emas”, tampak mana yang kakek-nenek secara
biologis, secara yuridis, secara pedagogis, secara ideologis maupun yang utama
secara religious.
Detik waktu, detak jantung seolah saling menyalip. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar