Halaman

Jumat, 27 Juli 2018

ketika umur manusia tak sesuai usianya


ketika umur manusia tak sesuai usianya

Satuan waktu yang sudah digunakan, diliwati, dihabiskan oleh manusia yang menentukan umurnya. Sekian tahun. Apalagi bisa menembus batasan abad. Seperempat abad. Setengah abad.

Babakan dan tahapan kehidupan, terkait dengan fungsi biologis, sebagai faktor penentu usia manusia. Masa dalam kadungan sampai usia jatuh tempo.

Umat Islam mengenal istilah bonus hidup. Rasullulah saw dengan mengacu umur umat sebelumnya, mengatakan umur umatnya akan berkisar 65-70 tahun.

Secara medis, derajat sehat manusia tak bisa berbanding lurus dengan umur. Kendati ada pengertian pikun. Penulis beberapa kali cek sehat dengan alat, model stang. Alhamdulillah, patokan sehat masih diambang normal, hijau. Bahakn umur menurut alat tsb masuk angka seperempat abad.

Bersyukur karena dengan asma, menjadi harus jaga diri, tahu diri, rawat diri. Kapan harus di jalur lambat. Kapan boleh masuk jalur khusus untuk menyalip.

Terkadang raut wajah seseorang bisa tampak lebih tua dari umurnya.

Keriput kulit, tak bisa menipu. Disebutkan ada 3 (tiga) indikasi terkait usia senja, usia bau kubur atau sebelum jatuh tempo: mata yang mulai rabun, rambut ganti warna, tulang sudah lelah letih menahan beban.

Tapi jangan lupa kawan. Akankah nafsu seiring sejalan dengan pertambahan umur maupun tahapan usia. Masih manjur istilah tua-tua keladi.

Ujar ahlinya, bersekolah agar bisa reuni. Bilangan dasawarsa, seperempat abad bahkan “kawin emas”, tampak mana yang kakek-nenek secara biologis, secara yuridis, secara pedagogis, secara ideologis maupun yang utama secara religious.

Detik waktu, detak jantung seolah saling menyalip. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar