emosi jiwa vs edukasi hati
Kiranya, narasi penguat judul bisa disimak di kamus psikologi politik masal nusantara. Multipartai kian membuktikan daya melek politik anak bangsa pribumi nusantara. Bisa jadi apa saja, mampu meraih nikmat dunia.
Tak salah jika saham dan modal politik beririsan dengan sejarah Proklamasi NKRI. Pemikir politik bukan mengalami pasang surut. Pas di tangan bukan ahlinya, tapi menang merek, menang nama saaj. Efek kasihan selaku bangsa ramah investor. Surut politik dikiranya susut politik. Moncong jadi simbol balik adab politik tapak tanah.
Pasal betapa anak bangsa pribumi nusantara lebih memuliakan pantat. Karena pantat terbukti sebagai tumpuan utama untuk didongkrak. Bukan hidung, agar luas lubang hidung daripada luas liang telinga. Ramuan ajaib revolusi mental tak manjur diterapkan di diri sendiri, di pihak sendiri. Tolok ukur kisah sukses karier politik. Bukti sukses duniawi, makmur berkesejahteraan vs sejahtera berkemakmuran. Rakyat miskin dipelihara oleh negara sebagai syarat utama ajukan utang luar negeri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar