air mata manusa, tidak sekedar sambut pisah kehidupan
Protokol kesehatan, medis, farmasi, kejiwaan, suasana kebatinan maupun ilmu kemanusiaan mampu memformulasikan rumus kimiawi air mata manusia. Rentang antara suasana suka cita dengan nestapa duka cita. Peruntukkan penglihatan indera mata pada obyek kasat mata, mewujud, konkret.
Tidak bisa terapkan dalil banding-sanding-tanding dengan réligiusitas seseorang. Manakala kedirian diri ini merasa belum mampu melaksanakan semua perintah-Nya sebagai kebutuhan dasar wajib secara rutin dan menerus. Sekaligus meninggalkan segala bentuk larangan-Nya dengan total.
Kemanfaatan, efektivitas sepasang mata inderawi beririsan dengan daya mata batin, kata hati. Sorot mata cerminan kadar diri. Mampu menilai diri. Menatap ujung hdung saat sujud, saat jidat merapat ke tanah. Kepala lebih “rendah” ketimbang pantat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar