efek
"sarinah" dan malunya era megatega
.
Media massa dari berbagai aliran sedang sibuk, gencar menayangkan berita berbasis ledakan dan tembakan di seputar gedung “Sarinah”, Jakarta, ibu
kota negara Republik Indonesia, sebagai TKP, kamis pagi waktu lokasl, 14
Januari 2016. Ada tambahan nama lokasi di “Thamrin”.
Nama “Sarinah” tak
akan lepas dari perjalanan hidup proklamator/ presiden pertama RI, Sukarno atau
Soekarno.
Jadi pihak yang
paling berhak berkomentar, mengeluarkan pernyataan politik tingkat tinggi, sekaligus
marah dan malu adalah anak cucu Bung Karno. Bisa bersifat spontan, baca teks,
atau kesempatan dalam kesempitan seperti adat lazimnya.
Tentunya umat Islam,
agama Islam dan Islam jangan dipojokkan, dijadikan kambing hitam sebagai
penutup salah dan aib diri. Seperti adat lazimnya. Bukan kecolongan, hanya
membuktikan perlunya jiwa raga jaga negara secara loyal dan total.
Baru dua minggu di
tahun 2016, sudah ada “tangan Tuhan” bermain di Nusantara.
Ayo Bung, jangan
rebutan kursi saja. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar