dinamika
pe-Revolusi Mental, kawanan parpolis amatiran vs kawanan parpolis apkiran
Mencari apa yang dimaksud dengan ‘apkiran’, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/ daring (dalam
jaringan) didapat penjelasan :
apkir/ap·kir/ v cak ditolak; ditampik; tidak dapat dipakai;
mengapkir/meng·ap·kir/ v menolak; menampik;
apkiran/ap·kir·an/ n (barang) yang sudah tidak dapat dipakai: sebagian kayu ~ masih dapat dimanfaatkan
Kalau apa yang dimaksud dengan ’amatiran’, pembaca sudah lebih tahu luar
dalam daripada penulis.
Penggunaan nomenklatur, frasa ‘kawanan parpolis’, lebih layak dipakai
untuk menandai, menengarai oknum anak bangsa yang hidup dari loyalitas total
sebagai anggota partai politik. Disebut politisi, masih jauh api dari panggang.
Apalagi didaulat sebagai negarawan oleh karib politiknya. Padahal julukan
negarawan ataupun politikus tanpa tanding justru sebutan dari lawan politik.
Kita contoh, pesepak bola klas dunia, berbagai gelar, julukan,
sebutan bukan hadian atau warisan dari leluhurnya. Gantung sepatu, bukan
berarti tamat riwayat karier. Malah merambah ke berbagai profesi lainnya.
Apa hubungan antara pesepak bola dengan kawanan parpolis
Nusantara? Untuk pembanding, sebagai sandingan apa siapa, dst.
Parpol yang berhasil meliwati kawah Candradimuka zaman
Orde Baru begitu masuk jebakan dan jeratan Reformasi, banyak mengalami
perubahan bentuk, atau menampakkan wujud aslinya. Bahkan parpol spesialis
pendatang di setiap pesta demokrasi lima tahun sekali, semakin menambah perbendaharaan
politik nasional.
Terbukti, Reformis yang tidak ikhlas berjuang untuk
bangsa dan negara, merasa masih mampu berada di barisan depan. Sudah saatnya
masuk kotak, atau di belakang layar jika berbobot, malah jual tampang. Semangat
emansipasi, bangsa ini semakin dibuai penololan diri sendiri. Itu saja. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar