Model revolusi mental para presiden ri
Bukannya penulis mencoba
menyandingkan maupun membandingkan model revolusi mental yang telah
dipraktekkan oleh presiden kita. Khususnya yang masih sempat berkontribusi “ing
ngarso sung tulodo” pasca tidak menyandang amanah sebagai kepala negara.
Bacharuddin
Jusuf Habibie. Rekam jejak
beliau sudah diketahui rakyat indonesia, walau dibesarkan di era rezim Orde Baru. Sosok yang secara tak langsung menyuratkan dan menyiratkan perannya sebagai
kepala keluarga, sebagai suami dan sebagai ayah. Daya juang ipteknya memang
layak mengudara, mengangkasa, membubung ke langit. Kelebihannya a.l miskin
bicara.
Megawati Soekarnoputri. Tak
ada data dan informasi resmi atas rekam jejak yang dirilis oleh pihak yang
berwenang atau yang berwajib atas anak bangsa ini. Ybs kental dengan falsafah dan
slogan Jawa “mikul duwur
mendem jero”. Khususnya, jika kelamaan tidak ada
orang memujinya, maka ybs tanpa diminta, tanpa merasa malu, segan, dan enggan
akan menyanjung dirinya sendiri. Ybs ahli merasa bisa, bukan bisa merasa.
Susilo Bambang Yudhoyono.
Taktik dan strategi militernya membuat bandar politik yang digantinya mati
obor. Bahkan selama 2 (dua) periode tidak membuat politisi sipil berbenah diri,
mempersiapkan diri menghadapi pesta demokrasi berikutnya. Pasca SBY,
semakin membuktikan maraknya kawanan parpolis kambuhan, karbitan, kader jenggot,
kutu loncat, ambisi pribadi, ideologi Rupiah. [Haen]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar