Halaman

Rabu, 10 Oktober 2018

kawanan parpol Nusantara, cari aman vs cari muka


kawanan parpol  Nusantara, cari aman vs cari muka

Tahun politik 2018 sampai 2019, wajar politik dua kaki hingga politik dasamuka. Kalimat pembuka ini, nantinya bisa jadi judul. Sabar. Selesaikan olahkata ini. Biasanya, kata bukan orang biasa yang biasa di luar, ide tema muncul di jelang penutup.

Mendaur ulang tulisan sendiri, tak melanggar pasal, kode etik keamanan nasional. Lagi-lagi, menulis ‘keamanan nasional.memancing selera sebagai judul kemudian kesempatan.

Kembali ke pokok olah kata. Usul pembaca dalam hati, coba kalau dilengkapi dengan ‘tangan’. Sambut usulan pembaca. Tolong simak judul “taruhan politik Ulama, perpanjangan tangan penguasa vs penyambung lidah penguasa”. Masih banyak lagi tayangan yang berbasis ‘tangan’.

Ibarat memencet bisul, itulah seni berpolitik di atas gelombang politik yang beriak tanda tak dalam. Akumulasi, kawanan manusia politik kalau sudah kumpul, menjadi binatang politik. Nyali mendadak terdongkrak, demi jaga wibawa negara vs keamanan negara.

Sisi lain loyalis penguasa yang tampak sigap pasang badan, terjadi arus pasang muka. Ramah kesana-kesini. Pamer roman sejuk namun hati merajuk. Tuntutan dasar berpolitik adalah harus serba bisa, serba siap. Bahkan di periode 2014-2019 wajib serbatéga.

Cerdas ideologi kawanan parpolis, sepertinya lentur dan mudah luntur. Kalkulasi politik menentukan modus yang akan dipraktikkan.  Gaya loyalis penguasa menunjukkan jati diri yang tak dapat dimanipulasi. Bermain di dua kubu, dua kutub menjadi pasal legal. Siang, saatcari makan, sibuk bela negara. Malam hari, menyesuaikan diri dengan pergulatan tarung bebas.

Apa logika judul di atas. Wakil rakyat sudah dua periode di tingkat kabupaten/kota. Atur strategi bisa lanjut naik kasta menjadi wakli rakyat tingkat provinsi. Atau pidah domisili. Kepala daerah di kapaten/kota yang sama selama dua periode. Lanjut bisa ganti lokasi atau lulus naik klas maju pilkada gubernur.

Mantan tentara dan atau polisi yang ikut menentukan nasib sebagai pepolitik. Semakin menambah gairah persaingan bebas.  Politisi sipil sepertinya menemukan lawan beda klas. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar