prestasi olahraga nasional vs konstribusi politik
nasional
Seolah antara olahraga
dengan partai politik tak ada hubungan yuridis formal apa pun. Beberapa cabor
yang menjadi andalan sampai Indonesia ikut laga sekedar cari pengalaman.
Di tingkat ASEAN,
prestasi olahraga Indonesia memang mengalami pasang surut. Sekolah atau
perguruan pencetak sarjana olahraga, tak serta merta bisa menentukan calon
bibit altit. Pencari bakat alam pun sudah menunjukkan hasilnya.
Olahraga yang adalah
juga sport, menjunjun tinggi rasa sportivitas. Syarat dasar olahraga : kuat,
cepat, tepat menjadi faktor penentu dalam pertandingan. Aneka ajang kompetisi
akan mempengaruhi semangat pembinaan.
Terkadang cabor tertentu
akan bergairah jelang kompetisi. Ironisnya, jadwal kompetisi yang sudah
dipetakan, tidak menjadi pemacu dan pemicu latihan. Jika olahraga sebagai
kebutuhan, atau bagian hidup manusia, yang dikenal dengan olahraga kesehatan
(orkes), tetap akan dipraktikkan.
Dinamika atau heboh
olahraga Indonesia didominasi oleh cabor sepak bola. Mulai tradisi sepak-menyepak
antar pengurus PSSI sampai pasukan berani mati bonek. Usai laga di rumput
hijau, tak sedap jika tak diwarnai tawuran antar pendukung kesebelasan di luar
gelanggang.
Bedanya, kompetisi antar
partai politik hanya lima tahun sekali. Pilkada serentak sampai pemilu legislatif
bareng dengan pilpres, menjadikan parpol sulit ukur baju. Sistem rekrutmen,
pengkaderan, pembibitan, ajang cari bakat, tergantung selera ketua umum partai.
Ruang terbuka hijau publik
semakin menciut. Olahraga milik rakyat semakin jauh dari jangkaun tangan
rakyat. Orkes yang murah meriah, semisal jalan kaki sehat, sudah tidak mendapat
tempat di hati pejabat daerah yang notabene petugas partai politik.
Trotoar atau bahu jalan
sudah tidak nyaman bagi pejalan kaki. Tak terkecuali wakil rakyat tingkat
nasional merasa ruang kerjanya tidak nyaman, peduh sesak. Ingin yang lebih
luas, tinggi dan tampak berwibawa.
Di jalanan, siapa yang
cepat, siapa yang kuat, siapa yang nekat seolah tampak berhasil. Menyalip dari
kanan kiri, tanpa peduli nasib sesama pengguna jalan. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar