Halaman

Jumat, 01 September 2017

prestasi olahraga nasional vs konstribusi politik nasional



prestasi olahraga nasional vs konstribusi politik nasional

Seolah antara olahraga dengan partai politik tak ada hubungan yuridis formal apa pun. Beberapa cabor yang menjadi andalan sampai Indonesia ikut laga sekedar cari pengalaman.

Di tingkat ASEAN, prestasi olahraga Indonesia memang mengalami pasang surut. Sekolah atau perguruan pencetak sarjana olahraga, tak serta merta bisa menentukan calon bibit altit. Pencari bakat alam pun sudah menunjukkan hasilnya.

Olahraga yang adalah juga sport, menjunjun tinggi rasa sportivitas. Syarat dasar olahraga : kuat, cepat, tepat menjadi faktor penentu dalam pertandingan. Aneka ajang kompetisi akan mempengaruhi semangat pembinaan.

Terkadang cabor tertentu akan bergairah jelang kompetisi. Ironisnya, jadwal kompetisi yang sudah dipetakan, tidak menjadi pemacu dan pemicu latihan. Jika olahraga sebagai kebutuhan, atau bagian hidup manusia, yang dikenal dengan olahraga kesehatan (orkes), tetap akan dipraktikkan.

Dinamika atau heboh olahraga Indonesia didominasi oleh cabor sepak bola. Mulai tradisi sepak-menyepak antar pengurus PSSI sampai pasukan berani mati bonek. Usai laga di rumput hijau, tak sedap jika tak diwarnai tawuran antar pendukung kesebelasan di luar gelanggang.

Bedanya, kompetisi antar partai politik hanya lima tahun sekali. Pilkada serentak sampai pemilu legislatif bareng dengan pilpres, menjadikan parpol sulit ukur baju. Sistem rekrutmen, pengkaderan, pembibitan, ajang cari bakat, tergantung selera ketua umum partai.

Ruang terbuka hijau publik semakin menciut. Olahraga milik rakyat semakin jauh dari jangkaun tangan rakyat. Orkes yang murah meriah, semisal jalan kaki sehat, sudah tidak mendapat tempat di hati pejabat daerah yang notabene petugas partai politik.

Trotoar atau bahu jalan sudah tidak nyaman bagi pejalan kaki. Tak terkecuali wakil rakyat tingkat nasional merasa ruang kerjanya tidak nyaman, peduh sesak. Ingin yang lebih luas, tinggi dan tampak berwibawa.

Di jalanan, siapa yang cepat, siapa yang kuat, siapa yang nekat seolah tampak berhasil. Menyalip dari kanan kiri, tanpa peduli nasib sesama pengguna jalan.  [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar