Halaman

Jumat, 11 Agustus 2017

Proklamator vs Dwitunggal vs Bandara Soetta



Proklamator vs Dwitunggal vs Bandara Soetta

Bermacam ragam, aneka cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada para pendiri bangsa. Wujud syukur dengan kirim doa buat pahlawan. Ucapan terima kasih ada yang dilantunkan liwat lagu khusus.

Sikap pemerintah tidah hanya menganugerahi pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan, tetapi juga menghormati anak keturunannya. Begitu juga sebaliknya, jika ada pihak yang layak dianggap tidak pro-pemerintah, yang patut diduga tidak mau koperatif dengan penguasa, yang pantas disangka jelas-jelas anti-Pancasila, maka jangan diharapkan bisa hidup tenang.

Bukan contoh, tapi pernah ada dan terjadi, betapa dan bagaimana sikap pemerintah Orde Baru terhadap Petisi-50. Jelasnya, penulis tidak bisa menjelaskan. Ilmunya belum sampai. Walau mengalami masa Orba, sejak klas 1 SMP.

Menyoal Orba dengan segala laku politiknya,  yang mana dimana daripada semakin adalah identik dengan ditetapkannya 7 Pahlawan Revolusi atau terkadang disingkat menjadi “tuparev”. Teman satu angkatan di SMP N 5 Yogyakarta, lain klas, adalah anak lelaki pahrevol dari Yogya yang saat itu sebagai Danrem 072 Yogyakarta.

Memang sebutan Proklamator bagi Soekarno-Hatta memang sebagai bukti hsitoris. Tidak perlu pengakuan yuridis formal dari pemerintah. Soal gelar Pahlawan Nasional itu urusan lain. Sebutan dwitunggal memang pas pada sang Proklamator yang lanjut sebagai persiden dan wakil presiden. Ketika bung Hatta undur diri sebagai wakil presiden RI, maka otomatis seolah dwitunggal menjadi retak.

Kembali ke “tuparev” yang serta merta dijadikan nama jalan di Indonesia. Baik menggantikan nama jalan lama, maupun untuk nama jalan baru. Jalan di kota/kabupaten, jalan provinsi maupun jalan kolektor dan/atau lokal.

Tak kurang rasa hormat bangsa kepada anak keturunan Soekarno-Hatta. Bahkan nama besar sang ayah bisa menjadi kartu sakti bagi anak cucunya. Kita bersyukur, masih ada anak bangsa yang tidak mau mendompleng nama sang ayah. Ingin punya prestasi sendiri. Ingin merintis dari bawah seperti pada umumnya rakyat yang berjuang demi masa depan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar