Halaman

Senin, 07 Agustus 2017

berita yang benar dan baik versi revolusi mental



berita yang benar dan baik versi revolusi mental

Berita lisan yang disampaikan oleh pembawa acara di media televisi, acap “melebihi” siarang langsung di tempat kejadian perkara atau tayangan fotonya, mungkin kebanyakan bumbu penyedap rasanya.

Siaran langsung pertandingan sepak bola klas dunia, walau dengan pengantar bahasa lokal atau internasional, tak menyurutkan penggila bola Indonesia untuk menikmatinya. Pemirsa lebih mengandalkan mata. Penonoton laga bola sudah tahu dan hafal pemain klas dunia atau minimal club papan atas.

Nonton bareng laga bola liwat layar kaca raksasa, sorak sorainya bisa melebihi penonton langsung.

Media massa memang mahir mengolah berita, mengulas berita. Sampai memanipulasi berita. Berita bohong alias hoax yang menjadi konsumsi umum, memang bukan karya jurnalistik.

Jika sudah mentok, maka dengan mudah pihak pengatur media massa akan mencari kambing hitam. Media massa berfungsi dinamis, tergantung dati nilai jual beli berita.

Untuk keopentingan penguasa maka berlaku pasal pilih kasih dan pilah kisah. Bukan sekedar ABS (asal bapak senang), lebih dari itu. Menjaga wibawa negara di mata negara lain. Jaga gengsi atau jual aksi agar tampak layak tanding.

Sampai jangan sampai investor asing tidak merasa tertarik dan yakin dengan daya juang pejuang ideologi di periode 2014-2019. Apalagi ada pihak nasionalis dan pancasilais yang sudah dibarter, dicarter oleh pemain politik klas dunia. Pertandingan semaki seru. Jadinya pesta demokrasi 2019 yang merupakan pemilihan serentak pemilihan umum legislatif dengan pemilihan presiden. Seolah menjadi laga kandang sekaligus laga tandang.

Ironis binti miris, banyak orang dan/atau manusia Nusantara jika mengkonsumsi berita yang benardan baik, justru merasa dirinya menjadi bodoh. Sebaliknya, jika dirinya diasupi berita yang kebalikan dari benar dan baik, malah merasa bangga. Merasa bagian dari penguasa yang sedang Berjaya, yang sedang naik daun. Bahkan merasa lebih kuasa daripada penguasa formal. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar