Halaman

Minggu, 04 Juni 2017

warga binaan vs kader partai mogol



warga binaan vs kader partai mogol

Penjara identik dengan supremasi hukum. Sejalan dengan pertambahan usia, umur manusia yang berjalan statis, monoton, rutin, maka malah peradaban manusia mengalami pasang surut. Peradaban yang tumbuh secara alami malah dituding tidak tejadi perubahan kehidupan.

Kehidupan sehari-hari manusia, bersifat universal. Mulai bangun pagi sampai bangun pagi di hari berikutnya. Gaya tarik bumi yang dominan menyebabkan akal manusia terkungkung di habitatnya. Naik selapis tipis demi selapis. Setebal-tebalnya malah bak tumpukan udara, hawa yang tampak biru.

Air bagian dari bumi, data geografis bahwa laut mendominasi luas permukaan bumi, digambarkan berwarna biru. Semakin dalam ditandai dengan warna biru tua. Air yang selalu megalami proses daur ulang, secara kuantitas tak berkurang. Kandungan atau komposisi kimiawinya tergantung ulah dan campur tangan manusia. Air adalah makhluk bumi yang berupa barang, benda, zat cair yang bisa menjadi barang langka, barang komoditas ekonomis serta sederet kemanfaatan. Tubuh manusia terjadi dari cairan yang juga mengalami proses internal maupun eksternal.

Daya jangkau hukum yang tumbuh di NKRI masih sebatas menjadikan manusia sebagai obyek. Hukum berjalan bukan karena pasal apa yang dilanggar, tetapi lebih kepada siapa yang berperkara. Terkait pelanggaran pasal jalanan, sudah ada mekanisme pengadilan di tempat, sesuai hukum tak tertulis.

Bagi pihak yang berakhir di penjara, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan atau sebutanlainnya, menjadi warga binaan dan juga istilah humanis lainnya. Mereka tidak serta merta masuk kategori “orang bersalah” atau malah masuk kategori “orang yang kalah”.

warga binaan yang berstatus sosial, kadar politik jauh di atas rata-rata lokal, akan menjadikan penjara sebagai perguruan tinggi hukum dalam membagi “ilmu pengalaman”. Ada yang mampu menyulap menjadi hotel plus.

Tembok tebal, tinggi yang menandakan wilayah kekuasaan penjara, sepertinya bersaing dengan simbol kekuasaan negara yang dikenal dengan istana negara, istana kepresidenan. Salah banyak warga binaan adalah kader parpol, elit partai, atau saat menjadi ketum partai sebagai tiket masuk penjara. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar