warga binaan vs kader partai mogol
Penjara identik dengan supremasi hukum. Sejalan dengan pertambahan usia,
umur manusia yang berjalan statis, monoton, rutin, maka malah peradaban manusia
mengalami pasang surut. Peradaban yang tumbuh secara alami malah dituding tidak
tejadi perubahan kehidupan.
Kehidupan sehari-hari manusia, bersifat universal. Mulai bangun pagi sampai
bangun pagi di hari berikutnya. Gaya tarik bumi yang dominan menyebabkan akal
manusia terkungkung di habitatnya. Naik selapis tipis demi selapis. Setebal-tebalnya
malah bak tumpukan udara, hawa yang tampak biru.
Air bagian dari bumi, data geografis bahwa laut mendominasi luas permukaan
bumi, digambarkan berwarna biru. Semakin dalam ditandai dengan warna biru tua. Air
yang selalu megalami proses daur ulang, secara kuantitas tak berkurang. Kandungan
atau komposisi kimiawinya tergantung ulah dan campur tangan manusia. Air adalah
makhluk bumi yang berupa barang, benda, zat cair yang bisa menjadi barang
langka, barang komoditas ekonomis serta sederet kemanfaatan. Tubuh manusia
terjadi dari cairan yang juga mengalami proses internal maupun eksternal.
Daya jangkau hukum yang tumbuh di NKRI masih sebatas menjadikan manusia
sebagai obyek. Hukum berjalan bukan karena pasal apa yang dilanggar, tetapi
lebih kepada siapa yang berperkara. Terkait pelanggaran pasal jalanan, sudah
ada mekanisme pengadilan di tempat, sesuai hukum tak tertulis.
Bagi pihak yang berakhir di penjara, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan
atau sebutanlainnya, menjadi warga binaan dan juga istilah humanis lainnya. Mereka
tidak serta merta masuk kategori “orang bersalah” atau malah masuk kategori “orang
yang kalah”.
warga binaan yang berstatus sosial, kadar politik jauh di atas rata-rata
lokal, akan menjadikan penjara sebagai perguruan tinggi hukum dalam membagi “ilmu
pengalaman”. Ada yang mampu menyulap menjadi hotel plus.
Tembok tebal, tinggi yang menandakan wilayah kekuasaan penjara, sepertinya
bersaing dengan simbol kekuasaan negara yang dikenal dengan istana negara,
istana kepresidenan. Salah banyak warga binaan adalah kader parpol, elit partai,
atau saat menjadi ketum partai sebagai tiket masuk penjara. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar