Halaman

Kamis, 16 Maret 2017

RTM Perokok, Sudah Terpuruk Rentan Ambruk



RTM Perokok, Sudah Terpuruk Rentan Ambruk

Efek domino perokok aktif dari Rumah Tangga Miskin (RTM) adalah secara tak sadar telah mengorbankan biaya untuk pendidikan anak, kesehatan diri sendiri maupun keluarga serta gizi keluarga. Selain faktor kadar dan daya edukasi sang perokok, ditambah, diperparah bahwa mereka atau RTM menjadi sasaran empuk kampanye industri rokok. Pariwara suara maupun gambar bahwa rokok dapat membunuhmu malah membuai sebagai anjuran untuk merokok.

Kalkulasi bisnis pemerintah hanya fokus pada penerimaan negara dari cukai tembakau. Jika dikaitkan total kerugian makroekonomi terkait konsumsi rokok -  mengingat populasi perokok maupun stratanya -  bisa menembus angka empat kali atau lebih besar daripada penerimaan cukai hasil tembakau. Itu urusan dan tangung jawab perokok. Kebijakan pemerintah dengan rambu “kawasan dilarang merokok” sebagai bukti nyata keberpihakan dan kepedulian.

Kemudahan mengakses sebatang rokok, bahkan bisa 24 jam, dengan harga eceran per batang terjangkau oleh RTM, menjadikan rokok sebagai pilihan utama perokok aktif. Soal gizi keluarga, tinggal pilih mie instant berbagai kemasan, sebagai lauk atau malah makanan pokok.

Kesalahan tidak hanya di sang kepala keluarga yang perokok aktif, pihak lain yaitu ibu RTM kurang memiliki pengetahuan sadar gizi keluarga. Faktor keturunan atau faktor lingkungan itu persoalan lain. Secara umum  kita tidak mengetahui idealnya besar tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga, maupun idealnya proporsi pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga.

Bisa jadi anggaran perokok aktif RTM tidak mengganggu stabilitas keuangan keluarga. Kambing hitamnya ada di pengetahuan keluarga tentang hidup sederhana, sehat dan sejahtera. Menjadi RTM bukan pilihan. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar