ramuan ajaib revolusi
mental, kejahatan seksual terhadap anak vs kejahatan ideologi terhadap rakyat
Daripada menjadi “politikus mati muda di lumbung uang” lebih baik menjadi “pagar makan tanaman”. Dua peribahasa
ini memang tak ada talian kekerabatan menjadi lagu wajib tak tertulis peradaban
berkemajuan aliran ideologi Nusantara. Dioplos menjadi bahan baku, bahan dasar
ramuan ajaib revolusi mental.
Kemajemukan bangsa menjadikan
tingkah laku ikut-ikutan membaurkan berbagai aliran pikiran, aneka arus modus
tindakan dan segala pola gaya ucap ke dalam jiwa raga. Diperparah dengan asupan
serba asing, aneh untuk mendongkrak semangat
nasionalisme.
Persoalan dan masalah bangsa yang
tak kunjung surut. Yang lama belum dituntaskan, muncul dengan ragam lebih
trendi. Wakil rakyat di daerah sampai pusat, terkadang pilih kasus. Mereka lebih
merasa elegan, bermartabat kalau menangani kasus yang menambah popularitas,
elektabilitas dan sekaligus yang bertarif internasional. Minimal tarif jam-jaman.
Tidak pakai tarif lama, apalagi banting harga.
Kasus baru muncul,
karena demi kepentingan penguasa, maka bilamana perlu, rakyat akan dikorbankan.
Jangan lupa kawan, sistem pembagunan nasional mengenal dan memakai ungakapan “anak kurang beruntung” yang berlaku di subsitem pendidikan. Kondisi aktual dan
faktual ini disempurnakan dengan ungkapan “kelompok masyarakat yang kurang beruntung” secara sosial, ekonomi
dan politik. Lebih heboh lagi ada ungkapan “daerah yang kurang beruntung”
menandakan semangat otonomi daerah berjalan mundur. Minimal jalan di tempat.
Jadi, “anak kurang beruntung” dan “kelompok masyarakat yang kurang beruntung” tidak hanya sebagai
korban iklan, slogan, jargon campur tangan politik, tetapi juga sebagai korban
kebijakan pemerintah. Pemerintah lewat elit partai yang sedang berkuasa, selalu
memposisikan penduduk, khususnya RTM, dalam kategori permanent underclass.
Bahkan stigma uneducated people sudah diterapkan kepada
kelompok pemilih di pesta demokrasi, yang diprediksi sebagai pemilih loyal. Atau
kelompok pemilih yang melalui pendidikan politik pola serangan fajar, dapat diarahkan
pilihannya. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar