gagasan menulis (lagi) muncul setelah menulis
Ternyata ada perbedaan yang kuat antar keahlian berbicara dengan keahlian
menulis. Pengajar, misal dosen, bahkan yang sudah bergelar guru besar, disinyalir
kurang produktif dalam membuat karya tulis. Khususnya yang bisa ditayangkan di
jurnal ilmiah internasional.
Walau tidak mewakili, ada yang ahli menulis tetapi dalam pergaulan ybs
pendiam. Tidak salah. Ybs sedang merekam apa saja yang dilihat, didengar. Bagi yang
bisa menulis, radar hatinya sangat membantu dalam menerima sinyal kehidupan. Memang,
diawali dengan niat menulis, tetapi kosongkan diri dari mau menulis apa.
Biarkan kekosongan itu. Ibarat seorang ibu mau belanja untuk menu hari ini,
tetapi tidak tahu mau masak apa. Di pasar, masih bingung apa yang mau dibeli. Proses
waktu, ada saja yang membisikan. Ketika temu tetangga, omong punya oming, terbesit
ide ingin masak sesuatu. Diuji dengan mencari bahan baku. Selama pencaharian,
kemungkinan bisa muncul alternatif lain. Terus diolah. Terkadang hasilnya,
biasa-biasa saja. Tetapi telah meliwati perjuangan yang tidak biasa. Sang ibu
akan puas dengan hasil olahan menu hari ini. Karena proses hati ikut bicara.
Terkadang celotehan, gurauan anak sekolah yang sedang lewat depan rumah,
bisa jadi sumber inspirasi. Seperti dikatakan di atas, menjadi pendengar yang
baik, bermanfaat telinga mensortir masukan yang menggelitik., berarti
Jika kita sudah menangkap sinyal kehidupan, atau radar hati kita sudah
bergetar, pertanda ada sesuatu yang layak bisa kita olah. Sebagai tema, judul,
atau pokok tulisan. Jangan tergesa menulis, kita uji dan olah dalam hati. Agar lebih
menggigit, bisa kita buka kamus untuk mencari makna kata atau lema sebgai fokus
tulisan. Kalau menyangkut nilai religi, kita simak terjemahan Al-Qur’an maupun
dan Sunnah Rasul.
Mantapkan judul. Mulailah menulis. Alenia pertama bisa jadi isi utama tulisan.
Harus mati-matian olah kata agar menarik dan dapat disimpulkan. Alenia berikutnya
sebagai pendukung atau memperlancar isi tulisan.
Perlu diketahui, isi tulisan tidak harus menjawab atau menjelaskan judul. Justru
apa yang kita tulis, dengan beraneka versi yang kadungannya akan menjawab
judul.
Secara baku, kalau mau pakai alenia penutup, sebagai kesimpulan. Disinilah letak
manfaat alenia terakhir. Bisa sebagai gagasan baru untuk bahan baku tulisan
berikutnya. Semua bisa diraih dengan ratusan kali menulis secara menerus. Apapun
tema, judul dan pokok tulisan. Acap terjadi judul bisa kita perbaiki sambil
menulis. Judul sebagai penentu ketertarikan calon pembaca .[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar