Halaman

Jumat, 28 Juli 2017

Skenario Ganda, Membelah Agama Dari Ilmu dan Pemerintah



Skenario Ganda, Membelah Agama Dari Ilmu dan Pemerintah

Singkat cerita jika ada larangan dakwah yang mengandung konten khilafah (negara Islam) di kampus, maka lengkap sudahlah modus opreandi pihak yang anti-Pancasila.

Pemerintah pura-pura lupa bahwasanya sila-sila yang dirangkaikan di Pancasila, sejatinya merupakan hal nyata dari perwujudan peri kehidupan rakyat. Tanpa pamrihnya rakyat dalam menggerakkan mata rantai demokrasi mulai dari dasar, berawal dari bawah.

Demi untuk ibu Pertiwi, rakyat mudah dibangkitkan diajak bersatu padu membangun dari sejangkal tanah yang dipunyainya. Bagi tegaknya NKRI, rakyat tak peduli dengan nasib diri.

Namun rasa terima kasih pemerintah, penguasa, penyelenggara negara malah memposisikan rakyat sebagai permanent underclass, uneducated people, sampai maupun hak konstitusional rakyat hanya diakui sebagai kewajiban rakyat menggunakan hak pilihnya.

Mengapa pemerintah mendadak alergi, antipati, was-was penuh curiga diri terhadap bentuk kehidupan rakyat yang bernuansa Islam. Tentu, ada asap berarti ada pihak yang sedang bermain api.

Sampai-sampai pemerintah kehabisan jenggot yang terbakar, akhirnya menggunakan pasal “borok di ujung hidung tak tercium, namun borok tetangga terlihat nyata”.

Pemerintah ingin bersih diri, membersihkan dirinya dari unsur-unsur religi. Agar bisa fokus ke urusan dunia saja, yaitu pasal sejahtara dengan mensejahterakan. Langkah ini dirasa kurang manjur, malah nantinya dirasakan bisa menjadi senjata makan tuan, bumerang.

Langkah taktis, praktis, strategis pemerintah berikutnya adalah dengan modus mendikotomikan antara agama dengan ilmu. Pasca reformasi yang bergulir dari puncaknya, 21 Mei 1998, yaitu dengan gemilang me-lengserkeprabon-kan presiden kedua RI, Bapak Pembangunan Suharto. Nilai-nilai kepancasilaan berangsur-angsur surut. Kendati dengan perpres 54/2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi pancasila. Selanjutnya disingkat UKP-PIP adalah unit kerja yang melakukan pembinaan ideologi Pancasila. Ada secercah harap-harap cemas rakyat bahwa pemerintah ternyata tidak mendadak lupa Pancasila. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar