Skenario Ganda, Membelah Agama Dari Ilmu dan Pemerintah
Singkat cerita jika ada larangan
dakwah yang mengandung konten khilafah (negara Islam) di kampus, maka lengkap
sudahlah modus opreandi pihak yang anti-Pancasila.
Pemerintah pura-pura lupa bahwasanya
sila-sila yang dirangkaikan di Pancasila, sejatinya merupakan hal nyata dari
perwujudan peri kehidupan rakyat. Tanpa pamrihnya rakyat dalam menggerakkan
mata rantai demokrasi mulai dari dasar, berawal dari bawah.
Demi untuk ibu Pertiwi, rakyat mudah
dibangkitkan diajak bersatu padu membangun dari sejangkal tanah yang
dipunyainya. Bagi tegaknya NKRI, rakyat tak peduli dengan nasib diri.
Namun rasa terima kasih pemerintah,
penguasa, penyelenggara negara malah memposisikan rakyat sebagai permanent
underclass, uneducated people, sampai maupun hak konstitusional
rakyat hanya diakui sebagai kewajiban rakyat menggunakan hak pilihnya.
Mengapa pemerintah mendadak alergi, antipati,
was-was penuh curiga diri terhadap bentuk kehidupan rakyat yang bernuansa
Islam. Tentu, ada asap berarti ada pihak yang sedang bermain api.
Sampai-sampai pemerintah kehabisan
jenggot yang terbakar, akhirnya menggunakan pasal “borok di ujung hidung tak
tercium, namun borok tetangga terlihat nyata”.
Pemerintah ingin bersih diri,
membersihkan dirinya dari unsur-unsur religi. Agar bisa fokus ke urusan dunia
saja, yaitu pasal sejahtara dengan mensejahterakan. Langkah ini dirasa kurang
manjur, malah nantinya dirasakan bisa menjadi senjata makan tuan, bumerang.
Langkah taktis, praktis, strategis pemerintah
berikutnya adalah dengan modus mendikotomikan antara agama dengan ilmu. Pasca
reformasi yang bergulir dari puncaknya, 21 Mei 1998, yaitu dengan gemilang me-lengserkeprabon-kan
presiden kedua RI, Bapak Pembangunan Suharto. Nilai-nilai kepancasilaan
berangsur-angsur surut. Kendati dengan perpres 54/2017 tentang Unit Kerja Presiden
Pembinaan Ideologi pancasila. Selanjutnya disingkat UKP-PIP adalah unit kerja
yang melakukan pembinaan ideologi Pancasila. Ada secercah harap-harap cemas
rakyat bahwa pemerintah ternyata tidak mendadak lupa Pancasila. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar