manfaat jalan kaki cepat
3 waktu
Olah
raga memang belum menjadi kebutuhan pokok manusia. Kendati ada beberapa pihak
atau individu sudah merasakan manfaat olah raga atau aktivitas fisik sebagai
kunci pokok segala kesehatan.
Wajar
kalau masyarakat berasumsi apa yang dinamakan olah raga itu dilakukan di tempat
tertentu, ada instruktur. Bahkan harus memakai seragam atau baju sesuai cabang
olah raga (cabor). Belum tetek bengek, atribut, asesoris, pernik-pernik lainnya.
Bagi
ibu rumah tangga yang kesehariannya sibuk mondar-mandir di dapur apakah masuk
kategori olah raga ringan? Ditambah jalan ke warung, ke depan rumah beli sayut
dari pedagang, atau acara kunjungan ke tetangga.
Jalan
kaki yang didaulat sebagai olah raga yang murah meriah, bahkan cocok bagi
rakyat kebanyakan. Apa yang dijadikan tolok ukur manfaat jalan kaki. Apakah
lamanya, rutinitas, jarak tempuh, kecepatan atau waktu pelaksanaan.
Memang
tidak dikenal jalan kaki cepat jarak 100 mt yang juaranya bisa bernasib seperti sprinter lari 100 mt. Atau jalan cepat
marathon. Jalan cepat sebagai cabor yang dipertandingkan di event
internasional.
Kembali
ke niat awal menulis olah kata ini.
Olah
raga, bukan sekedar raga, fisik, jasmani yang diolah. Nafas yang utama diajak
sebagai kawan utama. Olah nafas bahkan sebagai cabor yang untuk segala umur.
Bisa dilakukan di mana saja, kapan saja. Bebas waktu dan tempat.
Pertama. Jalan kaki cepat di
pagi hari. Saat fajar berkibar. Ditandai suara kicau burung, kokok ayam jantan.
Udara segar menyegarkan. Sudah banyak anak manusia mulai beraktivitas untuk
mengawali kehidupan hari ini. Dilakukan bakda sholat subuh.
Tentu
yang masih sibuk kerja, sulit untuk olah raga jalan kaki cepat di pagi hari.
Masih ada yang menyempatkan diri, sebagai modal kerja sehari. Menghimpun
oksigen segar ke paru-paru. Menguras udara kotor atau pengab malam yang
mengendap. Memperbarui kandungan dan komposisi udara di dalam tubuh.
Mengapa
harus jalan cepat? Seberapa standar kecepatan minimal yang menghasilkan manfaat
nyata, terukur. Logikanya, kalori yang dibutuhkan untuk jalan cepat tentu beda
dengan yang jalan santai.
Manfaat
jalan cepat di pagi hari lebih dimaknai sesuai asas kesehatan, pasal media.
Kedua. Jalan kaki cepat di
siang hari. Jelang matahari di atas kepala, nyaris tegak lurus di atas bumi
tempat kita berpijak, selain terjadi geothermal. Ada uap panas bumi yang dapat mempengaruhi
burung terbang.
Hadist
Rasulullah saw menegaskan, jika waktu dzuhur tiba dan matahari tepat di atas
kepala. Maka untuk tegakkan sholat dzuhur tunggu matahari sudah bergeser.
Karena panas yang ada adalah uap api neraka. Salah satu hadist dimaksud antara
lain :
Abu Sa’id berkata, “Rasulullah bersabda’ ‘Shalat zuhurlah
pada waktu panas sudah reda. Karena, sesungguhnya panas yang sangat terik itu
dari uap neraka Jahannam.”’ (Hadist shahih Imam
Bukhari)
Selama
jalan kaki cepat disyaratkan mulut tetap terkatup, tertutup. Artinya nafas
jangan melalui mulut, boros energi. Optimalkan fungsi hidung. Pakai masker
sesuai kebutuhan dan kondisi polusi. Setiap langkah usahakan kaki diangkat,
bukan diseret.
Menambah
daya tahan tubuh dengan diterpa panas siang. Olah nafas berirama denga gerak
kaki dan tangan.
Ketiga. Jalan kaki sore
diyakini meredakan emosi, sejalan dengan senja. Matahari dikatakan masuk
keperaduannya. Bumi siap sambut waktu malam hari. Jalan sore identik jelang
waktu sholat azhar atau sesudahnya.
Gravitasi
bumi kembali normal atau paling tidak panas bumi sudah meredup. Jiwa juga ikut
tenang, normal, bebas berangsur dari gejolak petarungan hidup sehari.
Waktu
sore sebagai saat membangun ulang suasana hati atau mental yang positif, yang
mungkin terkuras saat kerja atau aktivitas lainnya.
Jangan
lupa dengan kesakralan waktu maghrib. Dari berbagai ulasan diyakini kalau sesuai
dengan pergerakan matahari yang mulai terbenam, spektrum langit berubah merah. Pertanda
spektrum warna langit yang merah ini beresonansi dengan frekuensi setan dan
sekutunya? Hal ini menjelaskan mengapa saat Maghrib setan, iblis, jin mencapai
kondisi konsolidasi terkuat mereka. Saat langit memerah komunitas iblis – sejak
zaman nabi Adam a.s – turun gunung berkeliaran di muka bumi yang mungkin
melebihi umat manusia.
Bakda
isya’, siapa duga kita merasa ada kelainan fungsi anggota tubub. Siapa sangka
kita merasa ada penyimpangan tugas, fungsi dan wewenang anggota tubuh. Atau semacam sinyal bahwa porsi jalan kaki hari ini belum
terpenuhi. Tak ada salahnya jalan kaki cepat malam hari. Ambil lokasi di
sekitar tempat tinggal.
Bersyukur,
anak saya nomor dua memberi alat hitung digital jumlah langkah atau stepathlon.
Bukan untuk patokan sehari minimal berapa ribu langkah. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar