Halaman

Selasa, 27 Juni 2023

wajar melakukan kesalahan manusiawi, tidak wajar jika paham

wajar melakukan kesalahan manusiawi, tidak wajar jika paham 

Adab bermasyarakat homogen. Kirim doa secara komunal di rumah duka. Bagi anggota keluarga yang meniggal dunia, wafat. Minimal selama 3 (tiga) hari pertama. Termasuk daftar nama yang disiapkan oleh tuan rumah, sahibul hajat. Secara adat dan agama Islam (selamatan, tahlilan atau yaasiin-an).

Mendoakan bagi alm/almh, keluarga yang ditinggalkan maupun jamaah pendoa. Jamaah bisa   ajukan permohonan pribadi dalam hati dan diamini bersama.      

Tuan rumah menyajikan jajanan, kue, makanan ringan, buah-buahan, minuman kemasan maupun minuman hangat. Plus semangkok bakso, soto hangat. Bukan rakus atau pemali, hidangan harus dibawa pulang bersama berkat. Sudah didoakan bareng.

Kisah ini. Tetangga mengundang kendurian bakda isya’. 100 hari mendiang ibunya. Gelar tenda di jalan depan rumahnya, untuk ibu-ibu. Sajian berkat tampak sederhana.

Sesampainya di rumah, berkat kuserahkan ke garwo. Karena sarat doa umum dan doa khususku untuk keluarga. Pilah pilih sesuai selera. Kue untuk anak. Garwo cicipi sekedarnya. Pilih bihun untuk sarapan, yang lain menjadi jatahku (nasi, daging bersambal, tumis buncis yang sudah dicoba garwo).

Paginya garwo mau sarapan ingat bihun. Diluar dugaan,  adik kandugnya menjawab sudah ludes di cangkemnya. Tanpa merasa bersalah. Capai katanya, habis berjam-jam di km/wc cuci baju sendiri dengan tekun. Sudah tahu bukan miliknya, bukan haknya. Paham peruntukannya. Maklum. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar