yang nusantara saja, politik adu domba vs domba adu politik
Politik dalam format partai politik. Menjelmakan diri menjad agama dunia. Siapa saja bisa bisa menjadi apa aja, bisa kemana saja tak terlacak. Kultus individu, vested interest, loyalitas tunggal, sabda oknum ketua umum adalah dogma. Ajaran siapa yang dibolak-balik. Ilmu klenik, mistik negara mana jadi acuan utama.
Hemat energi, kita simak tajuk lawas: “éfék domino éra mégatéga, gembala penyesat vs gembala penghasut”. Date modified 8/27/2018 8:27 PM. Alenia pertama saja:
Di padang dan hutan ideologi Nusantara, gembala dengan segala keahliannya, semakin mendapat tempat. Dukungan berlimpah dari investor politik lokal, interlokal, regional, nasional, multinasional tak kunjung surut. Efék domino perjanjian dengan setan lama maupun persepakatan dengan setan di éra mégatéga, tentu tak ada yang gratis. Operasi 24 jam, sebelum anak bangsa Nusantara menjadi pengikut setianya.
Benang merah bangsa penjajah dengan dua periode, adanya
misi terselubung dengan sistem gaya zionis. Umat beragama tauhid, tak perlu
murtad. Namun dengan setia, loyal, patuh, tunduk – dengan pola bonus idélogi
non-Pancasila, tak pakai lama vs tidak perlu mikir – menjalankan ajaran mereka. Iming-imingnya tak
sekedar urusan perut, isi perut. Bisa sampai urusan harian bawah perut. Nikmat
dunia tersaji di depan mata dengan anéka mégaréka. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar