Halaman

Rabu, 22 Juni 2016

efek domino revolusi mental, mengusir penjajah vs mengundang penjajah



efek domino revolusi mental, mengusir penjajah vs mengundang penjajah

Mazhab ekonomi Nusantara ada yang mengganggap bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh kekuatan  pilar investasi dan nilai konsumsi masyarakat. Secara awam, kita tidak tahu mana yang lebih berperan menentukan nasib ekonomi Nusantara, kiprah investor asing atau geliat investor domestik. Apakah bonus demografi mempengaruhi daya konsumsi, atau akibat lahir dan merebaknya strata menengah-tengah yang tengah naik daun, atau terendus sudah lahirnya strata menengah-atas.

Prinsip “besar pasak daripada tiang” atau pengeluaran sekian juta per kapita sebulan yang lebih tinggi daripada penghasilan, pendapatan, masukan Rp, akan menambah pola konsumsi yang  jauh di atas rata-rata nasional.

Apa yang menjadi daya tarik NKRI di mata negara asing? Apakah karena secara historis kekayaan alam “boleh” dijarah secara konstitusional. Luasnya perairan yang seolah menyilahkan ka[pal asing untuk masuk dan menyedot isi lautan. Atau keterbukaan pemerintah Jokowi-JK bak mempersilahkan media asing meliput langsung kehidupan revolusi mental di pulau Papua secara bebas. Sebagai sinyal jika “pendatang haram” akan disambut dengan lapang dada disertai gelaran karpet merah. Jangan dibilang, reklamasi pantura prov DKI Jakarta yang identik membangun kawasan pecinan, sebagai pintu gerbang masuknya TKA.

Betapa kebutuhan dasar masyarakat berupa  sandang dan pangan kualitas impor membanjiri pasar domestik. Sebagai bukti rasa kesetiakawanan bernasib sebagai negara berkembang, dengan asas membuka tangan lebar-lebar, atau menengadahkan tangan. Wallahu a’lam bisshawab. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar