Halaman

Jumat, 06 November 2015

bela negara versi pe-revolusi mental Nusantara, ekonomi rakyat vs ekonomi pejabat

bela negara versi pe-revolusi mental Nusantara, ekonomi rakyat vs ekonomi pejabat

Bukan karena dosa politik bawaan Orde Baru maupun akibat kuwalat terhadap pemerintah Orde Lama, sejak 21 Mei 1998, dominasi partai politik sangat terasa mulai urusan dapur keluarga sampai kepentingan dapur negara.

Saat rakyat bergelut dengan nasibnya yang mempraktekkan ekonomi sehari, bak burung terbang jelang fajar berkibar, pulang tembolok sarat rezeki buat anaknya, kawanan parpolis mulai tingkat daerah (bahkan tingkat kelurahan/desa), sampai tingkat negara, penyandang wakil rakyat maupun ketua/kepala rakyat, sibuk menumpuk warisan dunia, warisan dari anak cucunya.

Penyelenggara negara yang terjadi dari komplotan partai politik, kawanan parpolois memang telah menerapkan asas dan makna ‘pengabdian sesuai dengan profesi’ adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya (UU 3/2002 tentang Pertahanan Negara).

Pejabat negara selain dilantik dan disumpah, dengan ringan tangan terikat kontrak politik. Jadi apapun kejadian peristiwa selama satu periode lima tahunan, rakyat harus berjalan sampai akhir tujuan. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar