bela negara versi pe-revolusi mental Nusantara,
ekonomi rakyat vs ekonomi pejabat
Bukan karena dosa politik bawaan Orde Baru maupun
akibat kuwalat terhadap pemerintah Orde Lama, sejak 21 Mei 1998, dominasi
partai politik sangat terasa mulai urusan dapur keluarga sampai kepentingan
dapur negara.
Saat rakyat bergelut dengan nasibnya yang
mempraktekkan ekonomi sehari, bak burung terbang jelang fajar berkibar, pulang
tembolok sarat rezeki buat anaknya, kawanan parpolis mulai tingkat daerah
(bahkan tingkat kelurahan/desa), sampai tingkat negara, penyandang wakil rakyat
maupun ketua/kepala rakyat, sibuk menumpuk warisan dunia, warisan dari anak
cucunya.
Penyelenggara negara yang terjadi dari komplotan
partai politik, kawanan parpolois memang telah menerapkan asas dan makna ‘pengabdian sesuai dengan profesi’
adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk
kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya (UU 3/2002 tentang
Pertahanan Negara).
Pejabat negara selain
dilantik dan disumpah, dengan ringan tangan terikat kontrak politik. Jadi
apapun kejadian peristiwa selama satu periode lima tahunan, rakyat harus
berjalan sampai akhir tujuan. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar