MALU BERTANYA SESAT
DI JALAN, BANYAK BERTANYA SESATKAN JALAN
Rabu, 13/10/2010 12:36
Awak bangsa Nusantara
memang piawai. Pabriknya sudah tutup lama, namun mobil produknya masih
berseliweran di jalanan kota. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat
kita dijejali dengan berbagai wacana. Gaung utawa gema dampak bencana tetap
terus bergulir, walau korban bencana sudah ikhlas. Acara wawancara TV swasta
berbasis dialog, diskusi, debat dengan menghadirkan figur publik yang sedang
naik daun atau yang sedang jadi topik hangat terkini, dikemas dengan host yang
menampilkan kepiawaiannya dalam mengajukan runtutan tanya. Bintang tamu atau
saksi ahli, menjadi obyek tanya sang host. Pertanyaan bersifat ala kadarnya,
sekedar memanfaatkan waktu. Skenario, alur cerita dan hasil akhir sudah dan
mudah ditebak. Semangkin banyak bertanya, opini semangkin terbentuk.
Masalahnya sebenarnya
malah menjadi samar dan bias. Pokok masalah tak tersentuh, mirip banyolan. Host
hanya modal pandai bertanya, kemampuan analitisnya tak disyaratkan. Pertanyaan
tipikal, stereotip, hafalan. Karena menaikkan peringkat TV, dukungan sponsor
seolah-olah acara tersebut digandrungi pemirsa dewasa, dan digemari penonton
buta politik. Apa saja bisa ditampilkan dan ditayangkan langsung.
Antar stasiun TV
berlomba mengajak bintang tamu atau saksi ahli untuk mengisi acara serupa tapi
tak sewajah. Kejadian yang sama, diliput oleh berbagai TV swasta, waktu
ditayangkan secara kuantitas dan kualitas berbeda. Bahkan kejadian yang sudah
ditonton oleh pemirsa, dibumbui dengan racikan opini yang asal beda dengan
fakta. Tayang ulang dengan selipan komentar malah menghasilkan mana yang benar
mana yang salah, yang penting kejara tayang. Tepatnya sponsor antri. Bintang
tamu atau saksi ahli muncul di berbagai TV, dalam acara yang tak jauh beda.
Menghadapi pertanyaan yang mirip dan berulang, jawaban bisa beda. Untuk
menambah keharuan, bisa ditambah tayangan pada saat kejadian sedang
berlangsung. Untuk menambah kesan profesionalisme jurnalis, berbagai tanggapan
dan komentar masyarakat melalui media SMS diperlihatkan. Atau rekaman atas
berbagai opini dari masyarakat. Banyak bertanya, serasa mengobok-obok borok dan
bobrok diri sendiri [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar