Halaman

Kamis, 03 April 2014

mbaleni sega wadhang vs mbelani sega wadhang

mbaleni sega wadhang vs mbelani sega wadhang
Guyon parikeno, otak atik matuk dan masih banyak lagi kelebihan bahasa Jawa yang memang tak mau terus terang maupun terang terus dalam menyikapi kehidupan yang terasa pahit, getir, memilukan dan sekaligus memalukan.

Di dunia olahraga tak ada kata kalah sebelum bertanding, serta mempertahankan prestasi lebih sulit daripada merebutnya. Dalam skala dunia, contoh bulu tangkis menjadi proyek pretasi dan prestise Nusantara. Mulai dari sekolah bulu tangkis atau pukul bulu, agar prestasi tak sekedar klas bulu. Ada pengkaderan atau pembibitan, seleksi dan pencarian pemain berbakat sampai uji tanding ke luar negeri. Dukungan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga terlebih KONI dengan PBSI jelas bukan proyek main-main, apalagi main-main proyek.

Di panggung politik, beredar fatwa bahwa pemain tua sudah membosankan atau nyaris tak populer. Jangan lupa, semangat 1945 bisa tetap membara akan tetapi semangat Reformasi tak kalah garang. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Menang disumpah, kalah disumpahi.

Tanah, air dan udara NKRI telah habis dikuras, diperas, dihempas, ditebas, diremas, dikelupas, diamplas, dan dikapling-kapling oleh berbagai kepentingan elit politik maupun kekuatan terselubung. Alam bisa menjaga dirinya sendiri, terbukti dengan bencana alam untuk menyeimbangkan dan sekaligus mengingatkan manusia jangan serakah, rakus, tamak, dan jahil.

Kursi kekuasaan memang menarik, mulai dari tingkat lokal, regional sampai nasional. Harga jualnya sangat tinggi, tak terukur oleh mata rakyat. Bahkan kursi bekas atau apkirannya masih dipuja pengkutnya. Kembali ke bahasa Jawa, banyak yang merasa bisa duduk di kursi arau singgasana, tetapi lebih banyak lagi yang tak bisa merasa betapa berat menduduki kursi apalagi mengembannya. Napak tilas kekuasaan yang pernah dibangun atau diimpi-impikannya adalah hal yang sah dan lumrah saja. Terlebih bagi mereka yang habis modal, atau habis-habisan meraihnya. Inilah yang menyebabkan korupsi sekaligus KKN masih menjamur walau bukan musim hujan. Industri politik memang tujuan utamanyanya adalah meraih keuntungan dalam tempo sesingkat-singkatnya dan kalau perlu tanpa modal, dan tak mengenal bagi hasil. Acuan utama industri politik bukannya berada di antara kutub kalah dan kutub menang, lebih ke arah sama-sama tak dapat.

Inilah salah banyak multitafsir dari opini yang saya tayangkan (hn).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar