Halaman

Sabtu, 01 Agustus 2020

tanggung jawab politik industri keluarga


tanggung jawab politik industri keluarga

Kejauhan mata tampak politik kedaluwarsa vs partai setengah badan. Kian didekati dengan asas saling libas. Dominasi merahnya merah politik nusantara. Faktor keturunan membangkitan kebebalan diri sampai batas tinggi kursi konstitusional. Adagium yang merakyat, masih kalah dengan praktik demokrasi.

Konflik politik nusantara menjadi skenario penarik perhatian. Kampanye seolah bersih lingkungan plus merasa dizalimi sistem. Mirip rampok teriak copet. Haluan partai politik terbuka dinyatakan siapapun berhak menjadi anggota. Syarat adminsitrasi perihal nilai akademik politik, menjadi urutan terakhir.

Pemilih tradisional tidak bisa didekati dengan sekali tebar pesona politik berbayar, berlaku untuk semua waktu pemilihan umum. Kantong suara kalau tak diisi ulang bisa beralih pilihan. Rakyat berharap munculnya partai politik baru, akan membawa aroma segar peradaban zaman. Kendati yakin, wajah baru hanya besutan atau buatan manusia.

KKN khususnya kolusi politik demi menjaga stabilitas kebal hukum kawanan poliisi yang sedang duduk manis di kursi konstitusi. Perkuatan berkelanjutan petahana memungkinan dalil kompradorisme. Tata moral kebangsaan bersifat simbolis pada wujudan sebuah partai politik. Perkuatan moral diwakili gaya mental sigap libas sesama.

Kelompok penekan dan atau kelompok penyeimbang, terkadang kalah garang, kalah abu dengan stigma makar, antikemapanan. Menyangkut nama baik dan harum wibawa kepala negara, kedaulatan negara, martabat bangsa maka utamakan atau abaikan nasib rakyat.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar