tanggung jawab politik
industri keluarga
Kejauhan mata tampak
politik kedaluwarsa vs partai setengah badan. Kian didekati dengan asas saling
libas. Dominasi merahnya merah politik nusantara. Faktor keturunan membangkitan
kebebalan diri sampai batas tinggi kursi konstitusional. Adagium yang merakyat,
masih kalah dengan praktik demokrasi.
Konflik politik
nusantara menjadi skenario penarik perhatian. Kampanye seolah bersih lingkungan
plus merasa dizalimi sistem. Mirip rampok teriak copet. Haluan partai politik
terbuka dinyatakan siapapun berhak menjadi anggota. Syarat adminsitrasi perihal
nilai akademik politik, menjadi urutan terakhir.
Pemilih tradisional
tidak bisa didekati dengan sekali tebar pesona politik berbayar, berlaku untuk
semua waktu pemilihan umum. Kantong suara kalau tak diisi ulang bisa beralih
pilihan. Rakyat berharap munculnya partai politik baru, akan membawa aroma
segar peradaban zaman. Kendati yakin, wajah baru hanya besutan atau buatan
manusia.
KKN khususnya kolusi
politik demi menjaga stabilitas kebal hukum kawanan poliisi yang sedang duduk
manis di kursi konstitusi. Perkuatan berkelanjutan petahana memungkinan dalil kompradorisme.
Tata moral kebangsaan bersifat simbolis pada wujudan sebuah partai politik. Perkuatan
moral diwakili gaya mental sigap libas sesama.
Kelompok penekan dan
atau kelompok penyeimbang, terkadang kalah garang, kalah abu dengan stigma
makar, antikemapanan. Menyangkut nama baik dan harum wibawa kepala negara, kedaulatan
negara, martabat bangsa maka utamakan atau abaikan nasib rakyat.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar