Halaman

Selasa, 11 Agustus 2020

menurunkan dan atau atau menularkan ilmu tipu-tipu


menurunkan dan atau atau menularkan ilmu tipu-tipu

Efektivitas, efek domino, efek karambol mentalitas dominasi kelas politik peninggalan penjajah bangsa Belanda. Sejalan dengan modus aksi gembala penebar, penabur berita fasik yang dipelihara oleh sistem. Pengalaman bangsa dengan tata moral partai politik ahli makar, membuat bangsa ini menjadi pemaaf. Memberi peluang dan kesempatan untuk mengulang tragedi politik.

Aksi tindak oleh tokoh politik yang kehabisan akal sehat. Semakin berulah, kursi semakin jauh. Pakai rumusan etnis Jawa yaitu apus krama. Etnopedagogi kejawen, berorientasi kepada konsep manusia seutuhnya. Soal unggul atau malah menjadi manusia bebal, resiko pribadi.

Akhirnya, daripada buang keringat percuma. Mengunggulkan jasa dan keunggulan nama leluhur. Sebagai representasi dan kristalisasi kehidupan masyarakat Jawa, di dalamnya memuat berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Salah satu atau satu-satunya kesalahan, bangsa ini punya apus krama.

Ternyata, apus krama malah mengalami naik derajat. Bukan sekedar ungkapan wong Jawa. Hanya bisa ditemui di kamus sansekerta. Artinya kebohongan, tipu daya. Adagium “politik adalah panglima” sebagi bukti ringan. Jadinya, pemegang otoritas politik sesuai aturan pesta demokrasi,  tetap selalu kalah performa dengan pemegang otoritas ekonomi tanpa periode.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar