menurunkan dan atau atau
menularkan ilmu tipu-tipu
Efektivitas, efek domino,
efek karambol mentalitas dominasi kelas politik peninggalan penjajah bangsa
Belanda. Sejalan dengan modus aksi gembala penebar, penabur berita fasik yang
dipelihara oleh sistem. Pengalaman bangsa dengan tata moral partai politik ahli
makar, membuat bangsa ini menjadi pemaaf. Memberi peluang dan kesempatan untuk
mengulang tragedi politik.
Aksi tindak oleh tokoh
politik yang kehabisan akal sehat. Semakin berulah, kursi semakin jauh. Pakai
rumusan etnis Jawa yaitu apus krama. Etnopedagogi kejawen,
berorientasi kepada konsep manusia seutuhnya. Soal unggul atau malah menjadi
manusia bebal, resiko pribadi.
Akhirnya, daripada buang
keringat percuma. Mengunggulkan jasa dan keunggulan nama leluhur. Sebagai
representasi dan kristalisasi kehidupan masyarakat Jawa, di dalamnya memuat
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Salah satu atau satu-satunya kesalahan,
bangsa ini punya apus krama.
Ternyata, apus krama malah mengalami naik derajat. Bukan sekedar ungkapan wong
Jawa. Hanya bisa ditemui di kamus sansekerta. Artinya kebohongan, tipu daya. Adagium
“politik adalah panglima” sebagi bukti ringan. Jadinya, pemegang otoritas
politik sesuai aturan pesta demokrasi, tetap
selalu kalah performa dengan pemegang otoritas ekonomi tanpa periode.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar