Halaman

Kamis, 06 Agustus 2020

efektivitas daya endus wajah politik nusantara


efektivitas daya endus wajah politik nusantara

Belum ada rumusan resmi atau bahkan hipotesis liar dari pengamat bebas aktif. Rakyat cukup simak fakta kasat mata. Jika produk barang dan atau jasa pihak ketiga mudah diketemukan di pasar dalam negeri. Barisan sumber daya manusia non-nusantara terkonsentrasi. Posisi tawar nusantara di pasar bebas dunia, arus globalisasi yang mana nusantara menjadi obyek.

Kilas balik aliran politik lokal didominasi medium transformasi berwujud partai politik. Ironis, komunitas kaum pemikir, intelektual selaku pendidikan dan atau pembelajaran politik diserahkan kepada sentiment pasar global.

Akumulasi masalah, problema multidimensi akibat daya multipartai. Tradisi syahwat arus kuat kepolitikkan nusantara cenderung tidak berdaya tanggap terhadap laju adab zaman. Merasa nyaman di zona aman di bawah tempurung nusantara. Kebijakan partai menjadi harga mati kian mengabaikan nilai dan tata moral peradaban.

Nusantara diuntungkan tidak hanya sekali. Berkat aliansi politik dengan negara China tanpa melihat siapa yang jadi presiden. Ikatan moral politik seolah berlangsung menerus. Posisi kuat China selaku negara komunis, bahkan semakin canggih era pasca perang dingin. Nusantara kian terjebak dengan kebijakan kawan ketua partai komunis China yang merangkap presiden.

Tradisi sejarah menjelaskan karya politik bisa disimak, dilacak pada aneka kejadian kasus konflik berbasis beda pilihan, beda warna politik. Nusantara kian jauh dari pemuliaan manusia politik.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar