Halaman

Selasa, 25 Agustus 2020

kurang rapat, tidak ikut rapat


kurang rapat, tidak ikut rapat

Karena cuplikan kejadian. Bisa tak utuh. Diriwayatkan dengan versi lain agar renyah. Pengalaman pribadi yang juga dialami siapa saja. Buka pintu masjid yang ada pegas tutup sendiri. Waktu subuh masih lama. Kebiasaan manula maunya datang lebih awal. Jelang masjid, dari berbagai arah jamaah datang. Jalan kaki karena masjid lingkungan perumahan KPR-BTN.

Pintu belum tertutup rapat, sudah ada yang main buka. Jaga jarak covid-19, antri masuk dengan tertib. Hawa dingin AC, masih kalah segar dengan udara sisa malam yang masuk. Jamaah tafakur dengan sura buka tutup pintu. Paling sensitif jika terjadi perbatukan. Batuk diri, ringan sambil menoleh ke pihak yang sedang masuk. Seolah menyalahkan yang masuk membawa virus batuk.

Penjelasan masih belum jelas. Betapa ada jamaah, begitu kaki sudah menapak di dalam ruangan, tidak bergegas ke shaf yang masih lowong. Berdoa sambil mengangkat tangan, diam sejenak. Lupa antrian. Lain pasal dan beda kasus pihak yang masuk liwat pintu utara. Kendati warga kompleks, kurang afdol jika tidak wudhu di masjid. Kran dibuka penuh.

Ironis binti miris. Rokaat kedua subuh, masih terdengar suara pintu tertutup. Duduk takhiyat, suara pewudhu mengalir ke kuping. Berirama tak tampak ketergesaan. Usai salam ke kiri. Tampak jamaah di shaf kedua ke belakang, melengkapi rokaatnya. Jamaah datang kemudian menegakkan jamaah subuh. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar