kurang rapat, tidak ikut rapat
Karena cuplikan kejadian. Bisa tak utuh. Diriwayatkan dengan versi lain
agar renyah. Pengalaman pribadi yang juga dialami siapa saja. Buka pintu masjid
yang ada pegas tutup sendiri. Waktu subuh masih lama. Kebiasaan manula maunya
datang lebih awal. Jelang masjid, dari berbagai arah jamaah datang. Jalan kaki
karena masjid lingkungan perumahan KPR-BTN.
Pintu belum tertutup rapat, sudah ada yang main buka. Jaga jarak covid-19,
antri masuk dengan tertib. Hawa dingin AC, masih kalah segar dengan udara sisa
malam yang masuk. Jamaah tafakur dengan sura buka tutup pintu. Paling sensitif
jika terjadi perbatukan. Batuk diri, ringan sambil menoleh ke pihak yang sedang
masuk. Seolah menyalahkan yang masuk membawa virus batuk.
Penjelasan masih belum jelas. Betapa ada jamaah, begitu kaki sudah menapak
di dalam ruangan, tidak bergegas ke shaf yang masih lowong. Berdoa sambil
mengangkat tangan, diam sejenak. Lupa antrian. Lain pasal dan beda kasus pihak
yang masuk liwat pintu utara. Kendati warga kompleks, kurang afdol jika tidak
wudhu di masjid. Kran dibuka penuh.
Ironis binti miris. Rokaat kedua subuh, masih terdengar suara pintu
tertutup. Duduk takhiyat, suara pewudhu mengalir ke kuping. Berirama tak tampak
ketergesaan. Usai salam ke kiri. Tampak jamaah di shaf kedua ke belakang, melengkapi
rokaatnya. Jamaah datang kemudian menegakkan jamaah subuh. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar