Halaman

Rabu, 12 Agustus 2020

nusantara, mulai dari serba mungkin menjadi mana mungkin


nusantara, mulai dari serba mungkin menjadi mana mungkin

Mengandalkan dalil keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan, masih belum bisa menjelaskan judul. Buka catatan asumsi historis, simak kajian yang serba indeks, malah kian burum, suram. Pendekatan yang paling dekat, mengarah pada pasal pembiaran. Pertama, target samar-samar sudah dipatok sesuai skenario terselubung, berlapis. Kedua, biaya perkara menjadi tanggung jawab pemegang kedaulatan.

Sebutan langganan polisi, pelaku pidana berkelanjutan, berulang kali, mirip lagu lawas melankolis. Tersedia paket politik sekali pakai, berguna bagi pembakat tindak pidana korupsi. Di pihak lain, pemenuhan kebutuhan investasi politik tak cukup satu periode. Mesin politik belum panas.

Pembiayaan investasi politik nusantara didapat  antara lain dari dana internal masyarakat. Dana tersebut bersumber dari tabungan masyarakat, khususnya pada Bank-bank BUMN. Ironis tapi lazim di negara multipartai. Namun kiranya, dibutuhkan daripada politik alternatif dengan kapasitas selaku pro-nusantara.

Degradasi kenusantaraan nusantara akibat intimidasi dominasi kekuatan politik kelas kapitalis, baik itu di tingkat sub-lokal sampai transnasional. Isu lingkungan strategis bermungkin-mungkin masih belum menjadi preferensi politik bagi pengguna hak politik.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar