Halaman

Jumat, 14 Agustus 2020

yang tak tahu, justru banyak komentar


yang tak tahu, justru banyak komentar

Tentu tak termasuk pasal hukum keseimbangn, kesetaraan atau keterbalikan. Orang dengan gampang mengatakan orang lain: “goblok”, pasti berawal, berasal dari pengalaman diri. Orang menilai orang lain sesuai kadar diri. Pakai jurus ujaran nista, memaki, mengolok-olok, sejatinya ingin bukti diri kandungan jiwa raganya terlihat oleh khalayak.

Penyanyi, kendati lirik lagunya modal hafalan, suara dan gaya yang terekoposes. Tak jauh-jauh dari komposisi bakan baku pembentuk watak, karakter, budi pekerti. Ironis binti miris, semua kejadian tadi tak ada hubungan diplomatik dengan IQ orangnya. Disinyalir, yang dimaksud memang balik adab.

Sanggahan dari pemirsa, judul mengingatkan peribahasa “tong kosong melompong, ditabuh bak gong, nyaring gonggongannya”. Pengguna aktif bahasa Jawa adab gaul bebas, tak mau kalah songong. Ingatkan akan paribasan “koyo orong-orong kepidak”.

Orang semakin tahu. Bahwa dia tahu, bahwa dia tak tahu apa-apa. Bukan modal ujar mulut orang lain.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar