yang tak tahu, justru
banyak komentar
Tentu tak termasuk pasal hukum
keseimbangn, kesetaraan atau keterbalikan. Orang dengan gampang mengatakan
orang lain: “goblok”, pasti berawal, berasal dari pengalaman diri. Orang menilai
orang lain sesuai kadar diri. Pakai jurus ujaran nista, memaki, mengolok-olok,
sejatinya ingin bukti diri kandungan jiwa raganya terlihat oleh khalayak.
Penyanyi, kendati lirik lagunya
modal hafalan, suara dan gaya yang terekoposes. Tak jauh-jauh dari komposisi
bakan baku pembentuk watak, karakter, budi pekerti. Ironis binti miris, semua
kejadian tadi tak ada hubungan diplomatik dengan IQ orangnya. Disinyalir, yang
dimaksud memang balik adab.
Sanggahan dari pemirsa, judul
mengingatkan peribahasa “tong kosong melompong, ditabuh bak gong, nyaring
gonggongannya”. Pengguna aktif bahasa Jawa adab gaul bebas, tak mau kalah
songong. Ingatkan akan paribasan “koyo orong-orong kepidak”.
Orang semakin tahu. Bahwa dia tahu,
bahwa dia tak tahu apa-apa. Bukan modal ujar mulut orang lain.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar