Halaman

Jumat, 28 Agustus 2020

adhyaksa obong vs siraman air keras


adhyaksa obong vs siraman air keras

Fragmentasi “hukum makan hukum” atau betapa berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa) menentukan sinergitas komponen lokal bernegara. Drama kolosal berkelanjutan antar periode presiden, ujung-ujungnya hanya menambah derita rakyat. Rakyat menjadi obyek berlapis multipihak.

Berlaku dalil keseimbangan. Semakin besar biaya politik, anggaran demokrasi maka akan berbanding lurus dengan mewabahnya penyakit politik. Secara langsung seolah memberi ruang dan peluang pemerataan bencana politik sampai pojok desa, tepi kota. Tanah-air menjadi obyek pertarungan antar kepentingan global.

Secara internal, kita orang tak bisa lepas dari aliran keras, arus pendek, paham anti gagal, keyakinan berkepercayaan, anismisme dan dinamisme. Ramah lingkungan dan ramah investor global. Katakan, faktor eksternal berupa skenario, skema, konspirasi yang mana, dimana nilai tawar RI terasa tawar. Wibawa kepala negara di dalam negeri saja hanya sebatas petugas partai. Apalagi di mata dunia.

Antara sistem bernegera yang dirancang secara format  politik lima tahunan dengan sistem yang berkembang secara aktual, faktual, legal di lapangan. Menjadi.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar