daur ulang politik
peradaban kuno nusantara
Kegiatan berkehidupan
bernegara masih terasa nyata sesuai laju adab sejarah tanah-air. Perburuan binatang
terkonversi menjadi perburuan kursi. Kegiatan mengumpulkan hasil alam mengalami
reformasi. Diperjelas dengan mengumpulkan uang negara secara legal lewat jalur
partai politik. Bukan korupsi, hanya bonus diambil dimuka.
Hasil alam bukan sekedar
berwujud buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, umbi-umbian, daun-daunan, dan
buah-buahan. Negara dalam bentuk pulau dikapling-kapling buat investor multipihak,
pihak ketiga, global khususnya negara paling bersahabat. Utang luar negeri
menjadi penentuk sukses kinerja penguasa bangun negara.
Industri politik produk primer,
produk setengah-jadi maupun produk-jadi apalagi produk jadi-jadian. Akhirnya
produk petugas partai menjadi andalan bentukan partai politik. Fokus pada
pabrikasi usaha di tingkat hulu, dibutuhkan seperangkat dan kelengkapan akal
sehat mencetak petugas partai semua kelas. Namun kurang memperhatikan kondisi
hilir pada nasib teknologi pencipta nilai tambah, oplosan perekayasa watak dan akses
sumber daya global dan akses pasar global.
Akhirnya, investasi
politik di sektor industri hilir boros biaya. Tersedia paket politik sekali
pakai. Artinya, nilai jual, nilai komersial bakal calon kepala daerah dan atau
wakil rakyat akan mendongkrak nilai tambah bagi komoditas primer. Investasi
industri politik hilir yang berbasis inovasi TIK akan membawa dampak ganda,
berlapis yang besar. Untuk itu diperlukan sinkronisasi koalisi parpol pro-penguasa
di tingkat pusat maupun pilkada.
Sejarah akan berulang
dengan pelaku merupakan titisan, reinkarnasi leluhur. Tak pakai heran bin
takjub, banyak dalil pengingkaran menjadi lagu wajib partai politik lawas.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar