Halaman

Minggu, 23 Agustus 2020

Indonesia Negara Setengah Demokrasi


Indonesia Negara Setengah Demokrasi

Bukan rekap sejarah atau asumsi awam kasat mata. Pakai dalil bahwasanya pergantian pimpinan nasional secara regular, berkala tiap lima tahun. 75 tahun merdeka jangan disimpulkan sudah terpilih 15 presiden atau sebutan setara lainnya. Bangsa pribumi nusantara melayu masih asyik, sibuk belajar sejarah. Bukan belajar dari sejarah.

Ironis binti kronis, masih ada pihak yang ingin meluruskan sejarah masa lalu. Sejarah masa depan bangsa dan negara diserahkan kepada asuhan pihak ketiga. Hak didik, hak ajar, hak anut bahkan hak hidup merdeka dialihkan ke tangan multipihak. Dibiarkan mengalir sesuai sentimen pasar bebas idologi global.

Namun apa daya, daya apa. Pasar bebas tradisional dalam negeri menganut asas klasik keasyikan bagi-bagi kursi kosntitusi. Skenario politik makro menentukan skema warisan, sistem arisan serta resolusi tak ada yang gratis di negeri ini. Lelang jabatan kursi konstitusi dibalut, dikemas dengan paket daripada pesta demokrasi.

Tragisnya, piramida terbalik bernegara sarat simbol. Seolah hanya menancap bebas ringan di bumi pertiwi. Bukan tumbuh dari kandungan kehidupan bermasyarakat dan kehidupan berbangsa. Terbuka ke atas bak torong. Perlambang siap menerima drop-dropan, menadah dan berharap ada pihak ketiga yang sudi kiranya.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar