Halaman

Rabu, 26 Agustus 2020

demokrasi salah urus, rakyat terus lurus


demokrasi salah urus, rakyat terus lurus

Judul semacam aksioma. Masih bisa ditingkatkan, dikembangkan nilainya. Ikhwal sejenis masih sedang dalam proses perjalanan. Berbangai kemungkinan dan peluang ganti haluan. Pendapat para pakar, kata ahlinya, komen pihak over energi kesurupan, menambah daya saing nusantara di pasar bebas ideologi global.

Kilas balik ke riwayat sedotan minuman. Pernah dikenal sebagai sedotan limun. Limun aneka warna dan rasa dalam botol kaca. Bukan sedot WC. Diimbangi dengan evolusi dimensi makanan rakyat, contoh santai pada wingko babat. Masing-masing mengalami keterbalikan nasib.

Sedotan minuman menyesuaikan ukuran bibir rata-rata. Diameter bertambah. Dua kali lipat atau lebih. Panjang tergantung peruntukkan dan biasa untuk minuman dalam gelas. Bahan sesuai gengsi. Sekali pakai menambah sampah plastik. Pilah pilih yang bisa dicuci, juga ada kualitas impor.

Wingko babat (identik dengan lokasi asal-muasal) mengalami penyederhanaan ukuran. Diameter dan ketebalan, sesuai dimensi mulut anak bangsa diam adalah emas. Rubahan bahan baku, belum ada komplain, keluhan penikmat. Masuk dapur kering. Mahal di harga alat cetak wingko babat. Bahan baku dalam kemasan siap pakai. Aroma yang muncul secara alami, seperti tak mau diperhitungkan.

Demokrasi nusantara selalu kekurangan kursi dan atau kelebihan pantat.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar