Halaman

Kamis, 06 Agustus 2020

buron partai vs partai buron


buron partai vs partai buron

Disebutkan judul adalah kesimpulan. Narasi, uraian, deskripsi dalam bentuk alinea tak mengulang kata yang terpakai di judul. Kalau bisa. Judul bisa berupa kalimat sempurna. Judul baku, standar, normatif sesuai kadar pemuliaan penulis. Semakin dijabarkan, tidak hanya tambah bosan. Memancing emosi atau masuk wilayah bukan wilayah bahasan.

Memang, pemegang otoritas politik hanya kalah oleh ulah orang dalam. Ketika daripada presiden RI kedua, penguasa tunggal Orde Baru, tak merasa bersalah dan tak mau disalahkan. Hanya karena memberi porsi kepada anak cucunya ikut andil dalam pembangunan. Restu orang tua menjadikan anak cucunya tetap eksis sampai sekarang.

Apa yang dilakukan penguasa tunggal negara, memang sudah terjadi sejak sebelum terjadinya bentuk negara dan pemerintahan. Praktik demokrasi kian menunjang asas utamakan keluarga ketimbang kewajiban terhadap rakyat. Jasa anggota kawanan partai politik tetap tak bisa diremehkan, dianggap enteng.

Hebatnya anak bangsa dengan kendaraan politiknya. Sudah mampu menyalip ujaran aksi “pagar makan tanaman”. Bukan sekedar standar ganda. Bahkan bisa main di ganda campuran yang kontradiktif. Maksud jelas, mampu bertindak sebagai pengayom dan sekaligus pada waktu yang sama beraksi selaku pecundang. Sesuai busana dan atribut kebesaran. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar