pengadaan barang, jasa,
SDM multipihak
Memang begitulah sejatinya
sejarah peradaban manusa dan kemanusiaan nusantara. Era rezim politik bisa
tetap eksis karena ada pihak yang bermain tidak hanya berpihak. Memposisikan diri
sebagai pihak penentu. Bermain bebas tanpa atribut partai, daerah. Bisa ada
dimana-mana.
Rakyat tak perlu
jauh-jauh mencari musuh masyarakat, lawan bangsa, seteru negara. Tak perlu
menggerebek, menggegeropyok sarangnya. Setiap saat tak kenal musim, oknum
bahkan kawanan selalu ada dan siap sedia. Tampil resmi di media massa arus
utama. Menjadi bintang media sosial berbayar, penebar dan penabur berita fasik.
Efek domino, dampak
berantai, efek karambol dari jiwa patriot nasionalisme berpancasila plus pada
jalur cepat revolusi permentalan. Tiap jengkal, tiap luasan tapak kaki wilayah
nusantara tahu-tahu sudah beralih hak. Berganti nama.
Aroma bumbu dapur seolah
mendongkrak mendadak gengsi klas rakyat. Duduk manis di rumah bisa pesan
citarasa bermerk, berklas. Serbuan, gelontoran produk pangan, sandang global tanpa
sambutan gelaran karpet merah. Ketimpangan, kesenjangan pertambahan plus pertumbuhan
penduduk antar pulau karena demi pembangunan nasional. Maksudnya, tak sesuai
dengan data kelahiran.
Kawasan, kampung etnis peninggalan
zaman penjajahan Belanda, berlanjut di sampai pelosok, pinggiran negara. pulau
kecil tertinggal, terdepan, terluar menjadi bernama. Membentuk cluster marga
klas khusus, spesial, murni tanpa oplosan, campuran lokal. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar