keadilan sosial vs kemakmuran politik
Produk dan atau tayangan sinetron 2020 di layar kaca. Tuntutan
penulis skenario, pemodal, sutradara menjadikan pemain utama pria pakai busana
setelan jas lengkap. Cuplikan adegan lokasi di kuburan pun, kustom tetap sama. Agar
gampang ditengarai, mudah diingat pemirsa. Kejadian peristiwa zaman tak jelas, pokoknya pakai jas.
Setiap putra-putri asli pribumi nusantara, punya penyakir
ringan mematikan. Penyakit berat memberatkan keluarga, beban bagi yang masih
hidup. Laju ilmu kedokteran, dunia medis, klinis dan kalangan inudstri farmasi,
selalu mengekor atau datang belakangan. Penyakit menular sudah masuk tataran
global, obat tampil terlambat.
Momentum menghadapi agresi covid-19 agar penguasa unjuk
gigi. Tak pakai lama, tunggu batas waktu periode. Sah-sah saja mengandalkan
tolak bala dari negara pencetus virus. Indonesia lawak klub dengan cerdas rasa,
menampilkan tema Indonesia bangga. Emosi, energy, daya batin pemirsa diaduk
diudak tanpa norma kenegaraan.
Sinkrétisme kepolitikan nusantara menjadi alternatif. Bukan
politik alternatif. Puncak semu, klimaks fiktif, fatamorgana hakikat kemanusiaan
tertinggi diraih berkat atau dengan indikasi manusia politik makmur-sejahtera.
Pengakuan kebenaran secara aklamasi buta hati bahwa kelompoknya
adalah pihak paling benar.sekaligus memojokkan lawan politik selaku pelaku
sesat. Gembala politik global tak rela jika nusantara bangkit dari
keterpurukan.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar