memahami hakikat terlambat berkehidupan
Ketertundukkan plus ketaatan bumi dan matahari,
bahkan daya kolaborasinya menyebabkan konsistensi perjalanan waktu bumi. Manusia
dengan derajat kemanusiaanya seolah merasa tinggal terima jadi apa adanya atau memanfaatkan
secara optimal. Perangkat kelengkapan akal sehat, tahu diri dengan tindakan menyesuaikan,
menyelaraskan, mengakselereasikan berbagai aktivitas, kegiatan kesibukkan dengan
rotasi dan revolusi bumi.
Adalah akselerasi atau laju perubahan kecepatan
waktu menurut dalil fisika. Tata surya tak bisa diintervensi akal dan ilmu
manusia. Tak demikian halnya dengan tata rupa bumi. Ilmu berbasis geo-geo
dipraktikkan demi kesejahteraan umat manusia. Kemajuan akal manusia tidak hanya
mampu menembus lapisan udara maupun lapisan bumi. Kiamat skala bumi sebagai
bukti ringan peradaban manusia menetapkan dan menterapkan akal pikirannya. Tak
mau rugi dan tanpa modal.
Kembali atau sebelum kebali ke judul. Lengkapi modal
pemahaman judul dengan memahami watak bumi. Apa landasan filosofis sebutan
manusia mempunyai watak bumi. Tentu bukan memilah atau memilih mana yang baik
dan sebaliknya. Tepatnya sesuai skala peringkat karaktersitik spesifikasi watak
bumi.
Keterlibatan manusia dengan urusan duniawi atau
selama hidup di muka bumi. Secara fisik dimulai sejak ritual tedhak siten (mudun tanah) sampai
rawatan plus ruwatan bau tanah. Mengingat masa lalu sekaligus menghormati jasa
para pendahulu bangsa, diadakan acara napak tilas, ziarah kubur, tabur bunga di
laut. Lanjut tradisi sedekah bumi atau ruwatan bumi. Bukti manusia dan alam
bersinerji.
Tersurat, semasa anak masih dalam batas wajib ASI. Pengaruh
faktor ajar, didik, panutan sudah mulai berdetak sesuai detik waktu. Orang tua,
keluarga, rumah menjadi sekolah plus madrasah utama dan pertama. Percepatan waktu
lebih dimaknai mengenalkan anak sejak dini arti kehidupan. Bukan memadatkan
waktu atau menjejali anak dengan aneka jenis dan tingkatan ilmu formal. Cerdas orang
tua dengan tak memanjakan anak dengan jasa gadget.
Memposisikan anak sesuai fitrah dengan beban ganda
selaku khalifah atas dirinya dan selaku hamba-Nya. Pernasiban anak ditentukan
goresan tangan kedua orangtuanya. Arti sempit. Terkadang anak tampak terlambat
jalan dan atau terlambat bicara. Kejadian sebaliknya bisa terjadi, bahkan malah
menjadikan sang orang tua merasa bangga akan potensi, bakat anaknya.
Esok hari yang belum terjadi masukan urusan gaib
menjadi hak total Allah swt. Tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). Islam tidak mengenal
isitilah terlambat menikah, terlambat mempunyai keturunan. Melaju di kehidupan
dunia bak naik kendaraan. Laik jalan diawali start dengan gigi 1, lanjut masuk
lajur khusus menyalip. Pihak lain, kalau mesin belum panas, belum mau berlari.
Rumus menjaga jarak aman sesuai protokol keimanan. Sholat
dan sabar menjadi modal awal, modal utama berproses di kehidupan dunia plus
fokus ke kehidupan abadi di alam akhirat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar