Halaman

Minggu, 02 Agustus 2020

memahami hakikat terlambat berkehidupan


memahami hakikat terlambat berkehidupan

Ketertundukkan plus ketaatan bumi dan matahari, bahkan daya kolaborasinya menyebabkan konsistensi perjalanan waktu bumi. Manusia dengan derajat kemanusiaanya seolah merasa tinggal terima jadi apa adanya atau memanfaatkan secara optimal. Perangkat kelengkapan akal sehat, tahu diri dengan tindakan menyesuaikan, menyelaraskan, mengakselereasikan berbagai aktivitas, kegiatan kesibukkan dengan rotasi dan revolusi bumi.

Adalah akselerasi atau laju perubahan kecepatan waktu menurut dalil fisika. Tata surya tak bisa diintervensi akal dan ilmu manusia. Tak demikian halnya dengan tata rupa bumi. Ilmu berbasis geo-geo dipraktikkan demi kesejahteraan umat manusia. Kemajuan akal manusia tidak hanya mampu menembus lapisan udara maupun lapisan bumi. Kiamat skala bumi sebagai bukti ringan peradaban manusia menetapkan dan menterapkan akal pikirannya. Tak mau rugi dan tanpa modal.

Kembali atau sebelum kebali ke judul. Lengkapi modal pemahaman judul dengan memahami watak bumi. Apa landasan filosofis sebutan manusia mempunyai watak bumi. Tentu bukan memilah atau memilih mana yang baik dan sebaliknya. Tepatnya sesuai skala peringkat karaktersitik spesifikasi watak bumi.

Keterlibatan manusia dengan urusan duniawi atau selama hidup di muka bumi. Secara fisik dimulai sejak ritual tedhak siten (mudun tanah) sampai rawatan plus ruwatan bau tanah. Mengingat masa lalu sekaligus menghormati jasa para pendahulu bangsa, diadakan acara napak tilas, ziarah kubur, tabur bunga di laut. Lanjut tradisi sedekah bumi atau ruwatan bumi. Bukti manusia dan alam bersinerji.

Tersurat, semasa anak masih dalam batas wajib ASI. Pengaruh faktor ajar, didik, panutan sudah mulai berdetak sesuai detik waktu. Orang tua, keluarga, rumah menjadi sekolah plus madrasah utama dan pertama. Percepatan waktu lebih dimaknai mengenalkan anak sejak dini arti kehidupan. Bukan memadatkan waktu atau menjejali anak dengan aneka jenis dan tingkatan ilmu formal. Cerdas orang tua dengan tak memanjakan anak dengan jasa gadget.

Memposisikan anak sesuai fitrah dengan beban ganda selaku khalifah atas dirinya dan selaku hamba-Nya. Pernasiban anak ditentukan goresan tangan kedua orangtuanya. Arti sempit. Terkadang anak tampak terlambat jalan dan atau terlambat bicara. Kejadian sebaliknya bisa terjadi, bahkan malah menjadikan sang orang tua merasa bangga akan potensi, bakat anaknya.
Esok hari yang belum terjadi masukan urusan gaib menjadi hak total Allah swt. Tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). Islam tidak mengenal isitilah terlambat menikah, terlambat mempunyai keturunan. Melaju di kehidupan dunia bak naik kendaraan. Laik jalan diawali start dengan gigi 1, lanjut masuk lajur khusus menyalip. Pihak lain, kalau mesin belum panas, belum mau berlari.

Rumus menjaga jarak aman sesuai protokol keimanan. Sholat dan sabar menjadi modal awal, modal utama berproses di kehidupan dunia plus fokus ke kehidupan abadi di alam akhirat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar