wujudan negara nusantara
aneka multi
Paling seru tanpa
menderu-deru tapi seolah tak berkesudahan plus penyebab aneka multi. Sebut saja
pakai bahasa awam yaitu multipartai. Dua dekade pertama zaman ‘nasakom jiwaku’
dikenal multivitamin. Tidak tersurat pada pelajaran SR. Tapi ada dan nyata
lewat pembagian ke sekolah. Petugas kesehatan bagi-bagi pil dimaksud.
Jadi banyaknya partai
bukan ada partai sesuai urutan abjad, berdasarkan daftar warna atau lambang
binatang penghuni, penguasa rimba belantara. Pasca pembantaian ‘tuparev’ di
Lubang Buaya, Jakarta dan Kentungan, Yogyakarta. Banyak pihak sadar politik
bahwa partai politik ada gunanya. Soal korban revolusi tak sebanding dengan
bangun negara adil, makmur, sejahtera.
Konflik agraria di
daratan nyaris tak sebanding dengan konflik di lautan. Kapal nelayan di
seberang lautan bebas kuras isi laut
nusantara. Kapal perang numpang liwat tanpa permisi. Tol laut tak berlanjut,
cukup satu periode. Sedini mungkin hindari konfrontasi di laut.
Atas nama hukum, demi
jalan tegaknya hukum. Maka semua suara kebenaran yang datangnya bukan dari
penguasa adalah tidak benar. Penyuara bertentangan dengan kebijakan pemerintah langsung
tidak hanya dibredel. Bukan sekedar balas dendam dengan pasal libas di tempat
kejadian perkara sampai tanpa ampas.
Jelasnya, kita tahu
nusantara sedang masuk tahap multi apa. Menghadapi agresi covid-19, distribusi “multivitamin”
menjadi pertimbangan protokol kesehatan plus ekonomi. Indeks serba méga masih
jauh.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar