masih saja terjadi vs semua serba kebetulan
Tata kehidupan umat
manusia semakin ditata agar sesuai aturan main. Hasilnya, setiap individu yakin
dengan kediriannya. Kejadian kemarin tak menjadi masukan, bahan pertimbangan
untuk hari ini. Tak ngefek. Kalau menjadi acuan, semakin berkeluh kesah
atau jika enak-enak maunya tambah seporsi. Lengkap dengan lauk pauk hari ini.
Akhirnya, tanpa rumusan
kehidupan versi siapapun. Setiap manusia dan atau orangotomatis merasa berhak, mengutamakan hak untuk memudahkan
persoalan kehidupan. Sekaligus menyepelekan sinyal faktor eksternal. Tahu berbahaya
malah sengaja diterjang. Memangnya berlalu lintas. Paham ada rambu larangan
atau masuk daerah tak bertuan. Modal seperti yang kemarin, langsung terjang.
Pihak lain, beda pasal
lain kasus. Demi menegakkan wibawa diri dengan membentuk imej, pencitraan liwat
cerita siapa dirinya. Siapa sesunggguhnya ikhwal silsilah jati diri. Agar tampak
eksis, berkelas di mata orang lain. Mau pakai ilmu padi, kuatir dianggap
sombong. Mau pakai ilmu kondom, rahasia umum bibir jatuh dan gaya jalan.
Sisanya, yakin diri
dengan membiasakan diri agar tampak apa adanya. Bukan itu pasalnya. Mengelola komentar
tanpa merasa sebagai masukan. Semua dianggap angin berlalu. Orang yang tampak
tak cerdas atau faktor didik formal, namun bijak membaca tanda-tanda alam. Anti-sosial
akibat kecanduan gawai.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar