Halaman

Senin, 31 Agustus 2020

masih saja terjadi vs semua serba kebetulan


masih saja terjadi vs semua serba kebetulan

Tata kehidupan umat manusia semakin ditata agar sesuai aturan main. Hasilnya, setiap individu yakin dengan kediriannya. Kejadian kemarin tak menjadi masukan, bahan pertimbangan untuk hari ini. Tak ngefek. Kalau menjadi acuan, semakin berkeluh kesah atau jika enak-enak maunya tambah seporsi. Lengkap dengan lauk pauk hari ini.

Akhirnya, tanpa rumusan kehidupan versi siapapun. Setiap manusia dan atau orangotomatis  merasa berhak, mengutamakan hak untuk memudahkan persoalan kehidupan. Sekaligus menyepelekan sinyal faktor eksternal. Tahu berbahaya malah sengaja diterjang. Memangnya berlalu lintas. Paham ada rambu larangan atau masuk daerah tak bertuan. Modal seperti yang kemarin, langsung terjang.

Pihak lain, beda pasal lain kasus. Demi menegakkan wibawa diri dengan membentuk imej, pencitraan liwat cerita siapa dirinya. Siapa sesunggguhnya ikhwal silsilah jati diri. Agar tampak eksis, berkelas di mata orang lain. Mau pakai ilmu padi, kuatir dianggap sombong. Mau pakai ilmu kondom, rahasia umum bibir jatuh dan gaya jalan.

Sisanya, yakin diri dengan membiasakan diri agar tampak apa adanya. Bukan itu pasalnya. Mengelola komentar tanpa merasa sebagai masukan. Semua dianggap angin berlalu. Orang yang tampak tak cerdas atau faktor didik formal, namun bijak membaca tanda-tanda alam. Anti-sosial akibat kecanduan gawai.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar