tanggap sinyal internal tubuh butuh
Konsistensi rotasi plus revolusi bumi, menghasilkan waktu bumi maupun waktu rembulan.
Perputaran waktu identik dengan terpakainya umur manusia yang telah ditentukan
oleh-Nya. Terkait langsung dengan perjalanan hidup manusia dan atau orang
selaku hamba-Nya. Berawal tugas dan fungsi selaku khalifah di muka bumi. Hubungan
diplomatik, kesetaraan antara manusia dengan jin, tersurat pada firman-Nya. (QS
Adz Dzaariyaat [51] : 56): “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Ternyata, ada dua kejadian beriringan atau bersamaan yang dialami manusia.
Pertama. Kebiasaan melaju sampai gigi 4 bahkan gigi 5. Pakai jalur paling
kanan hanya untuk menyalip. Bahu jalan pun jika bebas polisi, laik untuk
menyalip. Peruntukkan jalur 1, khusus truck dan atau bis. Pilih aman dan nyaman,
laju di jalur 2. Konvoi. Waspada dan jaga jarak dengan kendaraan di depan. Jiwa
muda tak identik dengan semangat anak muda melakoni kehidupannya. Maunya bebas
peluh sendiri. Tak perlu merintis, mulai dari nol.
Kedua. Istirahat malam sesuai kemanfaatan pertukaran waktu. Tak berlaku
pada pekerja malam. Adat hidup di malam hari, bak melawan mekanisme jiwa raga. Klimaksnya
bisa masuk kategori ingkar diri secara sengaja, terencana dan mengulang-ulang. Daya
adaptasi tubuh terhadap cuaca tidak bisa disamakan dengan memformat ulang
ciptaan-Nya sesuai hukum manusia. Meningkatkan kapasitas diri menjadi solusi
jitu. Optimasi potensi diri dengan membangkitkan rasa malas.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar