Halaman

Jumat, 28 Agustus 2020

meredam konflik dengan konflik


meredam konflik dengan konflik

Siklus hidup kehidupan bernegara, terlebih di negara berkembang, penganut sistem praktek demokrasi multipartai, setengah demokrasi, multipilot, asosiasi politik, warisan dan atau arisan politik, dominasi manusia politik-ekonomi, kepentingan penguasa, biaya politik dan sebutan semaksud lainnya.

Maksud benderangnya, konflik menjadi indikator dinamika kehidupan. Hidup memang tidak untuk cari masalah. Hidup sehat dengan dalil jangan menghindar dari masalah, permasalahan, problema tapi bukan berarti berjibaku. Menghadapi konflik secara frontal, total, kolosal.

Polisi dunia, penjaga perdamaian dunia merasa tak aman jika tak ada konflik. Lebih daripada itu, industri alat perang, alat pemusnah massal menjadi sia-sia. Biaya riset unggulan tanpa uji coba, bak buang garam ke laut. Alasan penguasaan sumber alam, sumber daya alam – khususnya minyak –  masuk  skenario konflik dan tersedia aneka paket konflik.

Pemerintah menetapkan dan menterapkan NSPK (norma, standar, pedoman, kriteria) agar pihak hobi konflik, paham manajemen konflik, konflik kepentingan, konflik sosial dan perkonflikkan lainnya.

Pemeritah manapun alergi dengan suasana stagnan, idel, adem-ayem tanpa selera, tak ada angin. Menjaga stabilitas dengan cara membiarkan bara konflik horizontal atau malah sengaja memelihara antar pihak. Pemerintah hadir disetiap konflik. Tawuran antar anak sekolah, bak musuh bebuyutan. Menjadi bidang garap berdampak kondite, karier, kesejahteraan.

Konflik berkelanjutan menjadi langganan dan ironis terjadi di ibukota negara.

Sekedar menambah daya ingat. Kata ahli yang tak mau disebut ahli. Definisi konflik kepentingan politik bervariasi dan setiap saat berubah tanpa sosialisasi.  Secara umum mengacu fakta kejadian alami kepentingan pribadi (private interests) berbenturan, kontradiksi, bertolak belakang dengan tugas utama dan tanggung jawab resmi (formal duties/responsibilities).[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar