tragedi radikalisasi dan brutalisme atas nama politik
Negara yang sudah ratusan tahun merdeka. Negara
yang tak pernah dijajah. Negara otonomi baru Negara penjajah pun. Tetap menggunakan
politik agar pemerintahan berjalan. Laju peradaban dunia yang alami menentukan
praktik demokrasi penduduk bumi. Struktur politik yang terbentuk pra
kemerdekaan. Macam nusantara. Proses berikutnya akan menjadi beban berganda,
berlapis. Penentu biaya politik, ongkos operasi dan pemeliharaan partai politik.
Ibarat buka lahan, bangun ladang kehidupan
berbangsa dan bernegara. Banyak pihak merasa berhak menyandang hak kuasa,
milik, guna, manfaat tanah-air nusantara. Pihak paling perasa, kawanan anak
cucu ideologis. Kekuasaan atau selaku pemegang otoritas politik bisa
diwariskan. Trah politisi sub-lokal sampai pihak merasa
pewaris kursi notonegoro.
Kemandiran, ketahanan, kedaulatan politik nusantara
tergantung pemain. Soal haluan politik, sudah teruji dengan politik terbuka. Ketika
nilai jual, nilai tukar presiden hanya sebatas petugas partai sebagai bukti
ringan. Reaksi positif dunia atas langkah taktis, gaya catur politik. Menjadi daya
tarik bandar politik, investor politik multipihak.
Modus operandi penguasa menjaga stabilitas kontrak
politik, agar mulus di jalur lurus sampai babak final, tanpa ATHG yang berarti.
Belajar dari pengalaman para pendahulu. Jangan mendaur ulang dosa politik yang
sama. Pakai dalil koalisi intim. Tangan kiri merangkul akrab, tangan kanan main
tonjok. Kaki bebas sepak, injak sana-sini. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar