Halaman

Senin, 31 Agustus 2020

gizi politik pilkada 2020, berserat vs berotot


gizi politik pilkada 2020, berserat vs berotot

Bermula ada slentingan bahwasanya pernikahan anak yang belum waktunya. Tentu beda dengan anak karbitan agar laik laga di pilkada 2020. Berlaku pada anak cucu ideologis yang merasa logis kuasa bisa diwariskan. Kesetiakawanan sosial penduduk nusantara menyikapi agresi covid-19 tak bisa diperdebatkan dengan tindak tanduk penyelenggara negara sampai tingkat kelurahan/desa.

Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019:

Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk mendukung program Indonesia sehat dengan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat.

Reformasi terutama difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif serta pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, serta penurunan kematian ibu dan kematian bayi.

Padahal, asupan gizi politik melebihi potensi anak bangsa pribumi nusantara. Akumulasi menguasai nusantara dari pinggiran alias mulai dari daerah tertinggal, terdepan, terluar (perbatasan) secara politik desentralisasi, otonomi daerah. Berseimbangan dengan politik reklamasi pantai. Sinergi politik anggaran dan program/kegiatan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada tingkat nasional secara terpadu dan berkelanjutan.

Budaya politik nusantara punya menu interaksi produktif sesuai tarif progresif, antara konsesus dengan konflik kepentingan. Ketika pemegang otoritas politik sudah ketahuan modalnya, menjadi acuan daya tarik arus masuk modal multipihak. Kejahatan politik dengan pasal ringan, menjadi PR besar dan bom waktu.

Koalisi parpol di tingkat nasional, beda kepentingan dengan di tingkat provinsi. Apalagi sampai di tingkat kabupaten/kota. Koalisi terjadi hanya karena kepentingan lima tahun ke depan. Paslon tunggal di pilkada serentak 2020 tentu ada api yang membara. Ada apa dengan dinasti politik dan dendam politik.

Rakyat tetap dengan kerakyatannya.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar