Halaman

Kamis, 06 Agustus 2020

keterbelakangan mental berbangsa vs ambisi politik berkemajuan


keterbelakangan mental berbangsa vs ambisi politik berkemajuan

Kontrak politik belum dimulai sudah menimbulkan efek, dampak, ekses bermasyarakat. Oknum pencita kuasa politik konstitusional, jauh tahun sudah bergaduh ria, merasa bisa. Tahu nikmat pemegang otoritas politik.

Pejuang politik nusantara tak mengalami tingkat kesulitat, tak menemui kesukaran yang berarti. Tinggal ikuti jejak langah suskes leluhurnya. Terlebih yang seolah mempunyai teritoral, wilayah pengaruh, atau daerah operasional. Sindikat politik antar pihak menjadi syarat berdaya tahan dan berdaya jangkau.

Bermodal lema ‘sukar’, menghasilkan lema: kasur, rusak, rakus, rasuk, kuras.

Contoh umum yang masih berlaku, antara lain rakus kuasa merasuki pejuang politik. Pemenang atau juara umum pesta demokrasi merasa wajib mengkuras semua kursi. Gagal alias jatuh ke kasur empuk menjadi kalkulasi ekonomi-politik. Soal rusak moral politik, memang sejak awal tata moral ketinggalan di almari arsip partai.

Masih banyak ihkwal yang belum terliput. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar