keterbelakangan mental
berbangsa vs ambisi politik berkemajuan
Kontrak politik belum
dimulai sudah menimbulkan efek, dampak, ekses bermasyarakat. Oknum pencita
kuasa politik konstitusional, jauh tahun sudah bergaduh ria, merasa bisa. Tahu nikmat
pemegang otoritas politik.
Pejuang politik
nusantara tak mengalami tingkat kesulitat, tak menemui kesukaran yang berarti. Tinggal
ikuti jejak langah suskes leluhurnya. Terlebih yang seolah mempunyai teritoral,
wilayah pengaruh, atau daerah operasional. Sindikat politik antar pihak menjadi
syarat berdaya tahan dan berdaya jangkau.
Bermodal lema ‘sukar’,
menghasilkan lema: kasur, rusak, rakus, rasuk, kuras.
Contoh umum yang masih
berlaku, antara lain rakus kuasa merasuki pejuang politik. Pemenang atau juara
umum pesta demokrasi merasa wajib mengkuras semua kursi. Gagal alias jatuh ke
kasur empuk menjadi kalkulasi ekonomi-politik. Soal rusak moral politik, memang
sejak awal tata moral ketinggalan di almari arsip partai.
Masih banyak ihkwal yang
belum terliput. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar